Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wabah Corona Tak Kunjung Reda, Persib Pasrah Soal Kelanjutan Kompetisi

BANDUNG, KOMPAS.com - Persib Bandung pasrah menunggu kepastian soal kelanjutan kompetisi Shopee Liga 1 2020.

Sejauh ini sulit melihat kompetisi kembali bergulir mengingat situasi dalam negeri yang belum kondusif karena pandemi virus corona.

Grafik penyebaran virus corona di Indonesia terus menanjak setiap harinya.

Saat ini, angka resmi pemerintah menunjukkan bahwa sudah lebih dari 10.000 orang yang terkonfirmasi terpapar Covid-19.

Dari jumlah tersebut sebanyak 1.522 orang dinyatakan sembuh, sementara 792 pasien meninggal dunia.

Melihat grafik penyebaran virus corona yang terus meningkat, bukan tidak mungkin pemerintah akan memperpanjang masa Darurat Bencana.

Sebelumnya, status Darurat Bencana akibat wabah virus corona berlaku hingga 29 Mei mendatang.

Andai masa Darurat Bencana akibat wabah virus corona di Indonesia diperpanjang, PSSI sudah mengutarakan bakal menghentikan kompetisi Liga 1 2020.

Terkait hal tersebut, Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Umuh Muchtar, angkat bicara.

Umuh mengaku pasrah menunggu kelanjutan kompetisi Liga 1 2020.

Sulit memang untuk berharap kompetisi musim ini dilanjutkan karena situasi dalam negeri yang belum kondusif karena pandemi virus corona.

"Apapun keputusan dari pemerintah, ya mau tidak mau harus kita terima. Kalau sekarang diperpanjang dari aturan kemarin, tidak masalah. Kami mengikuti saja apa yang menjadi kebijakan pemerintah," kata Umuh, Kamis (30/4/2020).

"Di sini kalau keputusan diperpanjang (masa tunda), apa boleh buat. Lebih baik kita tunggu sampai selesai saja coronanya," sambung dia.

Terkait kelanjutan kompetisi, sebelumnya sempat muncul wacana untuk melanjutkan kompetisi dengan format tanpa penonton.

Umuh mengatakan, itu adalah opsi yang cukup realistis. Namun, bukan berarti tanpa risiko.

Dikatakan Umuh, kompetisi bisa saja berlanjut dengan format tanpa penonton, hanya saja hal tersebut bakal mempunyai dampak bagi klub-kub terkait.

Pasalnya, meski bisa kembali berkompetisi, klub tidak bisa mendapatkan pemasukan dari penjualan tiket penonton.

Padalah, penghasilan dari tiket pertandingan merupakan salah satu sektor pendapatan terbesar klub dalam menutupi biaya akomodasi klub selama mengarungi kompetisi.

"Kalaupun kita memaksakan sekarang main tanpa penonton, klub juga membutuhkan penghasilan dari tiket penonton. Sekarang kalau ada pertandingan seperti itu, kita juga ada biaya-biaya lain," tegas Umuh.

"Saya sebenarnya tidak masalah kalau kompetisi berjalan tanpa penonton. Hanya, harus dipikirkan juga risiko-risiko yang akan terjadi ke depan," tambah dia.

Melanjutkan kompetisi dengan format tanpa penonton pun bukan tidak ada risiko bagi pemain untuk tertular wabah virus corona.

Menurut Umuh, akan ada banyak orang yang terlibat dalam suatu pertandingan, terlepas dari para pemain di lapangan.

Situasi tersebut sangat berisiko dalam hal penularan wabah virus corona kepada pemain, pelatih, maupun ofisial tim.

"Yang saya pikirkan, walaupun tanpa penonton kan tetap mengundang orang banyak. Kru seperti dari TV, pemain juga kan kalau diberi arahan harus berkumpul walaupun pakai masker," tutur Umuh.

"Namun, kalau di lapangan maskernya dilepas. Ini memang susah yah kalaupun dipaksakan tanpa penonton," imbuh dia.

https://bola.kompas.com/read/2020/04/30/20200098/wabah-corona-tak-kunjung-reda-persib-pasrah-soal-kelanjutan-kompetisi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke