Hasil ini sekaligus membuat Laskar Wong Kito, julukan Sriwijaya FC, gagal kembali ke Liga 1 untuk musim 2020.
Kekalahan ini menjadi pukulan telak bagi Kas Hartadi dan anak asuhnya. Pasalnya, sejak awal musim ini, Sriwijaya FC diproyeksikan kembali ke kasta tertinggi.
Untuk memuluskan langkah mereka, manajemen menggelontorkan banyak dana untuk merekrut pemain sarat pengalaman.
Nyatanya, Sriwijaya FC gagal. Mereka harus menunggu setidaknya satu musim lagi untuk "naik kelas".
Kas Hartadi selaku peracik strategi pun tidak bisa berkomentar banyak. Ia hanya bisa mengucapkan permohonan maaf atas hasil yang mengecewakan ini.
Sebagai bentuk pertanggungjawabannya, ia menegaskan siap dievaluasi manajemen. Ia memasrahkan masa depannya kepada petinggi Laskar Wong Kito.
“Semua tergantung pada manajemen Sriwijaya,” ucapnya.
Namun yang jelas, Kas masih menaruh harapan besar untuk tetap menukangi Ambrizal dan kawan-kawan.
Apalagi, ia menegaskan bahwa Kota Palembang sudah menjadi rumah kedua baginya.
“Kalau saya ingin tetap bertahan, karena rumah kedua saya ada di Palembang. Saya dari pemain sampai pelatih di Palembang. Kalau dari pihak manajemen Sriwijaya masih, membutuhkan tenaga saya, saya pasti siap,” kata pelatih kelahiran Desember 1970 tersebut.
Kini, pelatih berusia 48 tahun tersebut masih menunggu keputusan dari manajemen. Ia mengaku siap menerima apapun keputusannya nanti.
Meskipun gagal mempersembahkan yang terbaik, Kas Hartadi tetap layak mendapatkan apresiasi. Bisa bertenger di posisi empat besar bukan prestasi yang sembarangan.
https://bola.kompas.com/read/2019/11/25/23210098/gagal-bawa-sriwijaya-fc-pormosi-kas-hartadi-pasrahkan-masa-depannya