Ketum PSSI Terpilih Diharapkan Mampu Kawal Inpres No 3 Tahun 2019

KOMPAS.com - Menjelang pemilihan Ketua Umum PSSI periode 2019-2023, anggota DPD Bustami Zainudin berharap kehadiran sosok nakhoda PSSI yang tepat untuk mengawal Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional.

Inpres 3/2019 dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo pada 25 Januari 2019.

Di dalamnya, pemerintah meminta sejumlah pihak untuk mengambil langkah-langkah terkoordinasi dan terintegrasi untuk melakukan peningkatan prestasi sepak bola Indonesia.

Presiden memberikan instruksi kepada 11 menteri, antara lain Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Koordinator Bidang Pembudayaan Manusia dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, serta Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Kemudian kepada dua pimpinan lembaga, termasuk Kepala Kepolisan Negara Republik Indonesia, serta gubernur dan bupati/wali kota untuk melakukan peningkatan prestasi sepak bola nasional dengan seusai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing.

"Langkah yang dimaksud meliputi pengembangan bakat, peningkatan jumlah dan kompetensi wasit serta pelatih sepak bola," ucap Bustami, dilansir dari Antara.

"Pengembangan sistem kompetisi berjenjang dan berkelanjutan serta pembenahan sistem dan tata kelola sepak bola," kata Bustami melanjutkan.

Selain itu, Presiden juga menginstruksikan penyediaan prasarana dan sarana stadion sepak bola di seluruh Indonesia yang memenuhi standar internasional, juga pusat latihan sepak bola.

Hingga Kamis (17/10/2019), semua nama calon ketua umum, wakil ketua umum dan anggota komite eksekutif (Exco) PSSI 2019-2013 masih berstatus sementara.

Daftar calon tetap diumumkan paling lambat pada 23 Oktober 2019 setelah proses banding selesai.

Untuk posisi ketua umum, ada delapan nama calon sementara.

Adapun di posisi wakil ketua umum, terdapat 14 calon sementara, di anggota Exco ada 70 calon sementara.

Para calon ketua umum PSSI periode 2019-2023 akan mengikuti debat pada 31 Oktober 2019.