Anthony kesal lantaran mengulangi sejumlah kesalahan yang menguntungkan sang lawan.
Pertandingan itu pun akhirnya dimenangi Momota dengan kedudukan rubber game 19-21, 21-17, 21-19.
Dengan hasil itu, maka Anthony gagal mempertahankan gelar juara yang ia raih tahun lalu.
"Memang ketat pertandingannya, waktu ketinggalan 3-9 di gim ketiga, memang saya banyak mati sendiri," kata Anthony yang dikutip dari Badminton Indonesia.
"Semua ragu dibuang saja, yang penting saya coba dulu. Tetapi, di akhir itu saya memang kesal sendiri karena keulang lagi bikin kesalahan," tutur dia.
Meskipun ditaklukkan Momota, namun perjuangan Anthony melawan pemain nomor satu dunia tersebut patut diacungi jempol.
Kedua pemain sudah saling berkejaran angka sejak game pertama.
Anthony yang bermain menyerang, terus menekan pertahanan Momota dengan jumping smash andalannya.
Namun di game kedua, Anthony terlalu banyak membuat kesalahan-kesalahan sendiri yang terus menambah perolehan poin Momota.
Pada game ketiga, Anthony sempat membuka peluang saat tertinggal 16-19 dan menyamakan kedudukan menjadi 19-19.
Namun Momota akhirnya menutup gim dengan kemenangan sekaligus membalas kekalahannya dari Anthony pada final tahun lalu.
"Ragu itu muncul dari pikiran yang tidak dikontrol, jadi tadi saya coba balik fokus, yang penting siap capek dulu."
"Waktu itu saya coba ubah strategi dan banyak dapat poin, tetapi saya ketinggalan terlalu jauh, sehingga Momota sudah antisipasi dan kembali ke pola awal," tutur Anthony.
Indonesia pun dipastikan hanya meraih satu gelar juara, yakni dari sektor ganda putra.
Dua ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, saling berhadapan pada laga final.
https://bola.kompas.com/read/2019/09/22/18450018/china-open-2019-anthony-ginting-kesal-dengan-sejumlah-kesalahannya