Separuh Musim Liga 1 Berjalan, 9 Pelatih Sudah Kehilangan Jabatan

Tim-tim besar terlihat agak kerepotan mendapatkan poin. Manajemen maupun para pendukung pun memberikan tekanan yang besar kepada sang pelatih soal performa tim.

Tak heran jika baru setengah musim berjalan, sudah 9 pelatih kehilangan jabatan karena dipecat ataupun mengundurkan diri.

Dibanding dengan tahun lalu, hanya ada lima pelatih yang terpaksa mundur dari jabatannya dalam satu musim penuh kompetisi Liga 1.

Pada tahun ini, kompetisi sepak bola kasta teratas di Indonesia tampaknya berjalan lebih kejam. 

Berikut 9 pelatih yang menjadi korban keganasan Liga 1 2019 hingga paruh musim:

1. Ivan Kolev (Persija Jakarta)
2. Jacksen F Tiago (Barito Putera)
3. Luciano Leandro (Persipura Jayapura)
4. Aji Santoso (Persela Lamongan)
5. Syafrianto Rusli (Semen Padang)
6. Jan Saragih (Perseru Badak Lampung)
7. Jafri Sastra (PSIS Semarang)
8. Djadjang Nurdjaman (Persebaya Surabaya)
9. Alfredo Vera (Bhayangkara FC)

Uniknya, dari deretan pelatih yang dipecat, beberapa langsung dikontrak tim pesaing lainnya. Namun, ada pula pelatih yang masih menganggur.

Seperti halnya Jacksen F Tiago yang dikontrak Persipura Jayapura setelah tak didepak Barito Putera.

Kekosongan pelatih Barito Putera diisi oleh Yunan Helmi yang sebelumnya bertugas menemani Jacksen F Tiago.

Terbaru, Djadjang Nurdjaman resmi pindah ke Barito Putera menggantikan Yunan Helmi sebagai pelatih kepala. 

Djanur - sapaan Djadjang Nurdjaman - berlabuhke Barito setelah dilepas Persebaya Surabaya.

Terlepas dipecat maupun mundur, seluruh pelatih di atas mengalami nasib yang sama. Mereka dianggap gagal mengantarkan tim asuhan menampilkan performa terbaik.

Di sisi lain, manajemen dan pendukung klub meminta kemenangan di setiap pertandingannya. 

Putaran kedua Liga 1 2019 sudah menanti. Persaingan juga masih ketat. Kesempatan untuk menempati puncak klasemen ataupun lepas dari zona degradasi juga masih lebar.

Persipura Jayapura contohnya. Semenjak Jacksen F Tiago datang, kemenangan selalu digenggam tim berjuluk Mutiara Hitam itu hingga peringkat mereka perlahan naik.

Akankah perubahan yang dibuat manajemen mampu membalikkan keadaan?