Isu sara tersebut meluber menjadi protes besar di sejumlah daerah di Papua sebagai bentuk ungkapan kekecewaan.
Kasus ini juga ikut mencuri perhatian bek Madura United, Fandry Imbiri.
Sebagai putra asli Jayapura, ia menyayangkan adanya insiden berbau sara tersebut.
“Ya, untuk kerusuhan yang terjadi kan ada sebab akibat, jadi saya sebagai anak Papua berharap tidak terjadi lagi yang seperti itu,” ujar Fandry.
Fandry mengakui, kasus tersebut tidak berimbas pada pekerjaannya sebagai pesepak bola.
Ia menegaskan bahwa hingga detik ini hubungannya dengan pemain lain baik-baik saja dan tidak bermasalah.
Justru rekan-rekannya ikut menguatkan satu sama lain.
“Kami di sepak bola baik-baik saja dengan dengan teman-teman setim maupun teman-teman tim lain. Semua baik,” tegasnya.
Tidak hanya Fandry, kasus ini pun ikut menyita perhatian publik termasuk para penggiat sepak bola.
Sebagai dukungan kepada korban, muncullah tagar #KitaBersaudara yang kemudian ramai didengungkan sejumlah klub dan pemain di sosial media mereka masing-masing.
“Dengan adanya #KitaBersaudara yang menjadi slogan Liga 1 2019, harapan saya stop rasial dan main hakim sendiri karena negara kita adalah negara hukum," ujarnya.
"Dan kita sesama manusia harus saling menghargai satu sama lain,” tambahnya.
Tak lupa, pemain 28 tahun tersebut memanjatkan doa agar masalah ini segera menemukan solusi dan tidak berlarut-larut.
https://bola.kompas.com/read/2019/08/22/10000008/fandry-imbiri-tanggapi-isu-sara-papua-