Sebelum bisa menikahi Susy, Alan diharuskan untuk memenuhi satu syarat oleh orangtuanya, yakni meraih medali emas tunggal putra pada Olimpiade Barcelona 1992.
Syarat itu tentunya bukan perkara mudah bagi Alan. Terlebih lagi, performanya terbilang sedang kurang baik pada 3-4 bulan menjelang Olimpiade.
"Zaman dulu memang berbeda dengan masa sekarang. Dulu, saya sempat dilarang untuk pacaran dengan Susy," kata Alan pada sela acara bincang-bincang tentang film Susi Susanti-Love All, di GOR PB Djarum, Jakarta, Sabtu (13/7/2019) sore.
"Saya diminta untuk tidak pacaran dulu. Biasalah, permintaan orangtua. Jalan satu-satunya supaya bisa ya harus dapat medali emas Olimpiade," tutur Alan seraya tersenyum.
Alan pun terpacu untuk membuktikan diri. Meski sedang dalam grafik performa yang kurang baik, ia bekerja untuk melakukan persiapan sebaik mungkin.
Latihan rutin sudah pasti harus dijalani oleh Alan untuk mewujudkan ambisnya tersebut.
Bahkan, rutinitas latihannya dinilai Alan seolah seperti minum obat, yakni tiga kali dalam sehari.
"Dulu sempat bingung juga, latihan rutin, tetapi masih kalah. Belum lagi dapat cedera seperti kaki bengkak, dan lain-lain," ucap Alan mengenang kisahnya dulu.
Meski demikian, perjuangan Alan terbayar lunas. Pada Olimpiade Barcelona 1992, ia berhasil meraih medali emas tunggal putra.
Menghadapi rekan senegaranya, Ardy Wiranata, Alan berhasil meraih kemenangan 15–12, 18–13 untuk memastikan podium juara.
"Memang tidak muda untuk menjadi seorang atlet. Namun, itulah yang namanya perjuangan," tutur Alan.
Menariknya, sang kekasih Susy Susanti juga mendapatkan prestasi serupa di sektor tunggal putri.
Pada laga final, Susy Susanti mengalahkan pebulu tangkis asal Korea Selatan, Bang Soo-hyun, dengan kedudukan 5-11, 11-5, 11-3.
Setelah berpacaran sejak tahun 1988, Alan dan Susy akhirnya memutuskan untuk menikah pada 1997.
Keputusan itu juga mendapatkan pertentangan karena banyak yang berharap Susy menunda pernikahannya dengan Alan.
Pasalnya, saat itu ada ajang Asian Games 1998, dan Susy memang memendam hasrat untuk mendapatkan medali emas ajang tersebut.
Meski demikian, pasca-menikah dengan Alan, Susy hamil dan sudah mengandung lima minggu saat final Singapura Terbuka.
Susy yang dilanda kebimbangan, akhirnya memilih untuk melupakan asanya bermain di Asian Games 1998 demi menjaga kehamilannya.
Susy pun akhirnya memutuskan pensiun pada 1998, hingga kemudian dianugerahi buah hati pertamanya dengan Alan.
Dulu, Alan Budikusuma merupakan pebulu tangkis tunggal putra, sedangkan Susy Susanti di sektor tunggal putri.
https://bola.kompas.com/read/2019/07/13/20300098/perjuangan-alan-nikahi-susy-susanti-harus-dapat-medali-emas-dulu