KOMPAS.com - Selasa, 10 Juli 2018, seorang remaja 18 tahun menyaksikan pertandingan pramusim Liverpool melawan Tranmere Rovers.
Ketika itu, Liverpool menang 3-2 atas tuan rumah di Prenton Park dan perasaan sang remaja campur aduk.
Dia senang karena Liverpool menang, tetapi sedih sebab seharusnya ikut serta dalam pertandingan tersebut.
Remaja tersebut bernama Rhian Brewster.
Setelah 364 hari berlalu, Rhian Brewster mendapatkan kesempatan yang hilang tahun lalu.
Dia tampil sebagai pemain inti saat Liverpool menang 6-0 atas Tranmere Rovers di tempat yang sama, Kamis (11/7/2019) atau Jumat dini hari WIB.
"Saat itu, saya mengalami cedera sehingga hanya bisa menyaksikan Liverpool vs Tranmere dari tribune," kata Brewstwer di situs web resmi Liverpool.
"Namun, hari ini saya di lapangan," tutur mantan pemain Akademi Chelsea itu.
Namanya menjadi sorotan karena ketika itu Liverpool tengah tertinggal 0-3 dari Barcelona dan butuh kemenangan lebih telak untuk lolos ke final Liga Champions.
"Dia sudah siap," kata pelatih Juergen Klopp ketika ditanya soal keputusannya memasukkan nama Brewster ke daftar susunan pemain.
Saat itu, Liverpool memang mengalami krisis penyerang setelah Mohamed Salah dan Roberto Firmino harus absen lantaran cedera.
Praktis, lini depan Liverpool saat itu tinggal bergantung kepada Sadio Mane dan Divock Origi.
Daniel Sturridge dan Brewster lantas disiapkan Klopp di bangku cadangan andai penyerang utamanya mengalami kebuntuan.
Liverpool menang 4-0 pada laga itu berkat dwigol Divock Origi dan Georgionio Wijnaldum.
The Reds lolos ke final Liga Champions dan Brewster yang memakai nomor kostum 24 menyaksikan perjuangan rekan-rekannya dari bangku cadangan.
Satu bulan berselang, situasinya berbeda. Origi memulai laga di bangku cadangan dan Brewster menjadi pemain inti.
Brewster pun membalas kepercayaan Klopp dengan mencetak dua gol dan satu asis.
Dia hanya bermain satu babak lalu diganti oleh Origi yang kemudian mencetak satu gol pada babak kedua.
Pasukan Juergen Klopp pun berhasil menang 6-0 pada pertandingan pramusim pertamanya musim ini.
"Senang rasanya kembali ke lapangan malam ini," kata Brewster di akun Twitter pribadinya.
Kisah awal Brewster menembus tim senior Liverpool sebenarnya sudah terjadi saat usianya baru 17 tahun.
April 2017, 13 hari setelah dirinya merayakan sweet seventeen, Klopp memanggilnya agar bersiap untuk laga Liga Inggris versus Crystal Palace di Anfield.
"Ketika saya memintanya bersiap, dia mengatakan bahwa cuma membawa tas perlengkapan dan tak memiliki kostum," kata Klopp kepada Talksport.
"Saya bilang tak masalah. Dia tetap saya masukkan ke skuad," tutur sang pelatih mengisahkan.
Nomor kostum 57 dikenakan Brewster pada laga yang berakhir dengan kemenangan 3-2 Crystal Palace atas tuan rumah.
Dua bulan setelah itu, Brewster sukses mengantarkan Timnas U-17 ke final Piala Eropa U-17 2012 sebelum takluk dari Spanyol.
Namun, Timnas Inggris sukses membalas kegagalan di Piala Eropa itu dengan memenangi Piala Dunia U-17 2017.
Pada laga final, Inggris menang 5-2 atas Spanyol yang mengalahkannya pada final Piala Eropa.
Rhian Brewster menjadi pencetak gol pembuka pada laga final dan setelah turnamen didaulat menjadi pemain terbaik ke-3 dan berhak atas Bola Perunggu.
Tampil apik bersama Timnas U-17 Inggris, Brewster lantas kian mantap di tim U-23 Liverpool bersama sejumlah pemain yang lebih senior dari segi umur.
Namun, cedera panjang membuat dia lebih lama menghabiskan waktu untuk proses penyembuhan.
Juni 2018, dia menandatangani kontrak profesional berdurasi lima tahun dengan Liverpool.
Satu bulan berselang, Brewster pun mendapatkan kesempatan ikut serta dengan tim senior dalam menjalani pramusim tetapi urung karena masih dalam tahap penyembuhan.
"Seperti sebuah kegilaan melihat hal berubah hanya dalam tempo satu tahun," kata Brewster.
Kini, Brewster punya kesempatan besar untuk lebih sering diikutsertakan oleh Klopp di tim utama.
Alasan pertama karena Klopp memang butuh cadangan penyerang yang bisa diandalkan.
Dengan usia baru 19 tahun, Brewster punya kans menjadi penyerang ke-5 Liverpool setelah Mohamed Salah, Sadio Mane, Roberto Firmino, dan Origi.
Status tersebut pada musim lalu dimiliki oleh Daniel Sturridge yang kontraknya di Anfield habis musim panas ini.
Alasan kedua, sama seperti halnya Sadio Mane, Brewster bisa ditempatkan di sisi mana pun di lini penyerangan.
"Rhian akan memegang peranan penting pada musim ini, tetapi semua bergantung kepadanya," ucap Klopp kepada The Guardian.
"Dia bisa bermain di berbagai posisi berbeda, tengah maupun sayap. Akan ada kesempatan bagi dia, saya yakin itu," tutur pelatih asal Jerman itu.
Pada kesempatan pertamanya tampil sebagai pelapis Mohamed Salah, Mane, dan Firmino yang sedang tugas negara, Brewster sudah menjalankan tugasnya dengan baik.
Tinggal soal waktu yang harus dibuktikan dengan konsistensi dan mentalitas tinggi untuk bisa melihatnya mapan di tim utama Liverpool musim ini.
Apalagi, ada sejumlah pemain muda yang sempat digadang-gadang bagus dan bisa menjadi pelapis, justru mejan ketika diberi kesempatan.
Dominic Solanke menjadi contoh termutakhir yang gagal menembus lini depan The Reds.
Brewster tentu tak ingin bernasib seperti Solanke yang juga pernah mengenyam Akademi Chelsea sebelum gabung ke Liverpool...
https://bola.kompas.com/read/2019/07/12/15200008/dalam-364-hari-dari-pesakitan-kini-siap-jadi-pelapis-mohamed-salah