Denda diberikan menyusul adanya nyanyian bernada homofobia di beberapa laga timnas Brasil di Copa America 2019.
Kejadian pertama dilaporkan terjadi di laga Brasil vs Bolivia, 15 Juni lalu.
Kiper Bolivia, Carlos Lampe mengaku mendengar nyanyian-nyanyian homofobia yang diarahkan kepadanya.
Pelecehan serupa kembali terdengar saat perempat final antara Brasil vs Paraguay pada Kamis (28/6/2019) atau Jumat pagi WIB.
Di sepak bola Amerika Selatan, nyanyian homofobia sering terdengar ketika kiper berlari untuk mengambil tendangan gawang.
Homofobia termasuk kejadian yang marak terjadi di Brasil.
Belum lama ini, Mahkamah Agung Brasil menggelar pemungutan suara untuk kriminalisasi homofobia.
Sebanyak delapan dari 11 hakim Mahkamah Federal Agung memberikan suara untuk mendukung tindakan kriminalisasi homofobia.
Mereka mengklasifikasikan homofobia sebagai kejahatan yang sama dengan rasisme.
Hasil itu menjadi sebuah langkah penting bagi kelompok minoritas seksual di salah satu negara paling berbahaya bagi kaum LGBT itu.
Keputusan yang diambil Mahkamah Agung telah membawa Brasil menjadi negara yang semakin memperhatikan dan mendukung hak-hak LGBT.
"Segala bentuk prasangka adalah sebuah kekerasan. Semua diskriminasi adalah penyebab penderitaan," kata Hakim Carmin Luzia, yang memberikan suara mendukung tindakan itu.
"Namun, saya telah belajar bahwa beberapa prasangka dapat menyebabkan lebih banyak penderitaan daripada yang lain," katanya, dikutip dari AFP.
Menurut organisasi non-pemerintah, Grupo Gay de Bahia, yang telah melakukan pendataan statistik nasional selama empat dekate terakhir, mencatat adanya 387 kasus pembunuhan dan 58 kasus bunuh diri yang terkait homotransfobia selama 2017.
Jumlah itu meningkat hingga 30 persen jika dibandingkan tahun 2016.
Angka tersebut juga menunjukkan bahwa ada satu kematian LGBT karena bunuh diri ataupun pembunuhan setiap 19 jam di Brasil.
Pengadilan tertinggi negara Brasil itu menganggap kekuasaan legislatif telah bertindak abai karena tidak melarang diskriminasi semacam itu.
Namun, tiga hakim mahkamah federal agung yang menentang menyebut bahwa tindakan mengkriminalkan sesuatu, termasuki homofobia, merupakan tugas dari kongres, bukan pengadilan.
"Hanya kongres yang dapat mengesahkan (definisi) kejahatan dan hukuman. Hanya kongres yang dapat mengeluarkan undang-undang tentang tindak pidana," ujar hakim Ricardo Lewandowski.
https://bola.kompas.com/read/2019/06/28/22200058/copa-america-2019-nyanyian-homofobia-berujung-denda-rp-211-miliar