Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perihal De Ligt, Manchester United dan Barcelona di Tangan Mino Raiola

KOMPAS.com - Berita ketertarikan Manchester United terhadap bek muda paling diincar di Eropa, Matthijs De Ligt, datang dan pergi begitu saja.

Bek andalan sekaligus kapten Ajax, Matthijs De Ligt, diisukan merapat ke Barcelona sejak bursa transfer Januari.

Isu ini semakin mengencang setelah rekan setim De Ligt, Frenkie De Jong, memastikan kepindahannya ke Barcelona pada pekan terakhir bursa transfer Januari.

Setelah musim ini berakhir dan Ajax merengkuh gelar juara Eropa, tujuan berikut pemain berusia 19 tahun itu kembali jadi sorotan.

Pamor sang bek meningkat seusai ia membawa Ajax ke semifinal Liga Champions sekaligus mencetak gol pada lakon leg kedua kontra Tottenham walau The Amsterdammers gagal melangkah ke partai pamungkas.

Kendati Barca santer menjadi pelabuhan berikut sang pemain, pada Sabtu (25/5/2019)  tiba-tiba muncul kabar kalau Manchester United siap menikung Barcelona demi sang bek.

Man United dikabarkan meluncurkan tawaran 70 juta pounds demi De Ligt dan tawaran gaji 250 ribu pounds per pekan.

Manchester Evening News mengatakan kalau De Ligt menjadi target Manchester United sejak era Mourinho, bahkan sebelum sang pemain melakoni debutnya bersama Ajax.

Akan tetapi, pemberitaan berubah 180 derajat sehari setelah itu. Sky Sports yang pertama mengabarkan bahwa Manchester United gagal mencapai kesepakatan dan akhirnya menarik diri dari pembicaraan dengan sang pemain.

Matthijs De Ligt sendiri berbicara mengenai hal ini pada Ahad (26/5/2019).

"Saya akan bermain di mana? Well, tentu saja, Premier League adalah kompetisi besar, Spanyol juga," ujar De Ligt di sela-sela kamp latihan timnas Belanda kepada ESPN.

"Namun, ada liga-liga lain juga. Saya masih belum tahu di mana masa depan saya, jadi saya terus memantau keadaan," tuturnya lagi.

"Pertama kami harus memainkan dua laga dulu (fase akhir UEFA Nations League) dan saya akan lihat apa yang bakal terjadi," jelasnya lebih lanjut.

Jika Man United serius mendatangkan De Ligt, ia seharusnya dengan mudah merapat ke Old Trafford mengingat kubu Setan Merah punya hubungan baik bersama agen sang pemain, Mino Raiola.

Tiga tahun lalu Man United mengambil tiga pemain Raiola sekaligus, Paul Poga (memecahkan rekor transfer dunia), Henrikh Mkhitaryan, dan Zlatan Ibrahimovic.

Mino Raiola punya pendekatan khusus dengan para pemainnya. Pria Belanda yang lahir di Italia ini juga ingin menjadi agen yang menjadi penentu transfer.

"Saya selalu berupaya merancang suatu gol dengan seorang pemain. Itu yang kami inginkan. kami tak akan duduk diam dan melihat ke mana angin bertiup," tutur Raiola kepada Financial Times beberapa tahun lalu.

Wawancara sama juga menunjukkan bagaimana Raiola punya anugrah yang membuatnya jadi (mungkin) agen terhebat di Eropa.

"Mungkin terdengar arogan. Saya melihat segala perubahan di sepak bola sebelum hal itu terjadi," tuturnya.

Salah satu contoh adalah ketika ia melihat Juventus dan presidennya ketika itu, Luciano Moggi, bakal membayar mahal kebiasaan Moggi menelepon wasit yang akan memimpin laga-laga Juventus.

Beberapa bulan sebelum Juve terkena skandal Calciopoli, ia sudah mengatur kepindahan Ibrahimovic ke Inter Milan. Beberapa tahun kemudian, Raiola lalu dengan cepat menggeser Ibra ke AC MIlan setelah hubungan sang pemain dengan pelatih Barcelona, Pep Guardiola, membusuk.

Ia lantas mendorong Ibrahimovic keluar dari Italia pada 2012 kendati sang pemain tak ingin meninggalkan Serie A.

Raiola melihat bahwa ekonomi sepak bola Italia tengah merosot.

Situasi De Ligt kini mungkin bisa disamakan dengan ketika Raiola melihat kondisi Manchester United pada musim panas 2015.

Empat tahun silam, Man United memboyong dua penyerang muda: Anthony Martial dari AS Monaco dan top scorer Liga Belanda, Memphis Depay.

Raiola mengatakan bahwa ia bisa langsung melihat bahwa transfer keduanya tak akan berhasil karena besarnya tanggung jawab yang dibebankan kepada dua pemain tersebut.

"Mereka akan gagal jika harus langsung bermain bagus dan menjadi tumpuan Man United," ujarnya.

Setahun kemudian, ia pun mendatangkan Ibrahimovic, Mkhitaryan, dan Pogba ke Old Trafford walau mereka tak lolos ke Liga Champions karena pada saat itu, Man United membutuhkan sosok dengan karakter dan pengalaman besar.

Alhasil, apa yang akan terjadi kepada De Ligt sangat tergantung dari bagaimana Mino Raiola mencium arah perkembangan Barcelona dan Manchester United.

Dalam banyak hal, kedua kubu tersebut adalah raksasa yang tengah terluka.

Manchester United menutup musim dengan mengecewakan setelah membuat permanen kontrak pelatih Ole Gunnar Solskjaer dan mereka kembali tidak akan bermain di Liga Champions musim depan.

Pergerakan transfer Man United pada beberapa jendela terakhir tampak tidak terencana sehingga terjebak dengan pemain-pemain seperti Alexis Sanchez dan Ashley Young.

Di Spanyol, keberhasilan Barcelona menjuarai Liga Spanyol tidak menghapus pahitnya pukulan telak yang mereka terima setelah tumbang di final Copa Del Rey kontra Valencia dan juga kegagalan di Liga Champions melawan Liverpool.

Barcelona juga tak kalah buruk di bursa dengan melakukan beberapa manuver transfer aneh seperti merekrut Kevin-Prince Boateng, Jeison Murillo, Malcom, dan Philippe Coutinho.

Manchester United sangat membutuhkan bek baru setelah gagal menambah pemain belakang musim lalu. Pemain-pemain seperti Milan Skriniar, Kalidou Koulibaly, Toby Alderweireld, hingga Harry Maguire disebut.

Sementara, Barcelona relatif lebih tenang dengan Gerard Pique, Clement Lenglet, dan Samuel Umtiti menyediakan persaingat ketat ditambah dengan kehadiran bek muda Jean-Clair Todibo.

Jadi, pilih yang mana Mino?

https://bola.kompas.com/read/2019/05/27/07000058/perihal-de-ligt-manchester-united-dan-barcelona-di-tangan-mino-raiola

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke