Guardiola Merasa Man City seperti Anak Tiri di Mata Media Inggris

KOMPAS.com - Manajer Manchester City, Josep "Pep" Guardiola, merasa timnya seperti dianaktirikan oleh media Inggris. Mantan pelataih Barcelona itu mengaku iri dengan Liverpool dan Manchester United yang selalu menjadi bahan pemberitaan.

Pep Guardiola baru saja berhasil membuat Manchester City mempertahankan mahkota Liga Inggris.

Sebelumnya, The Citizens, julukan Manchester City, sukses menjuarai kompetisi tertinggi di tanah Britania pada musim 2017-2018.

Ini adalah trofi Liga Inggris keenam bagi Man City sejak berdiri pada 1880 silam.

Prestasi tersebut sekaligus menjadikan Guardiola sejajar dengan Jose Mourinho sebagai pelatih non-Britania Raya yang mampu merengkuh juara secara back to back.

Mourinho pernah mempersembahkan gelar juara untuk Chelsea dua musim beruntun pada 2004-2005 dan 2005-2006.

Hanya, Guardiola iri karena prestasi yang ia ukir bersama Man City tidak mendapat sorotan lebih dari salah satu ternama media Inggris, Daily Mail.

Guardiola menilai bahwa Daily Mail, yang merupakan surat kabar terbesar kedua Inggris, lebih mementingkan pemberitaan Manchester United dan Liverpool.

"Sebagai contoh untuk menjelaskan betapa pentingnya Liverpool dan Man United adalah Daily Mail," kata Guardiola.

"Bahasan pertama pada Senin (12/5/2019) lalu adalah soal celotehan Paul Pogba dengan suporter di Old Trafford, bukan tentang kemenangan kami di Premier League," ucap Guardiola.

Pelatih asal Spanyol itu menegaskan, bukannya ia tidak puas dengan pemberitaan dari Daily Mail.

Namun, Guardiola tidak senang fenomena kenaikan prestasi Man City dalam 10 tahun terakhir dipandang sebelah mata.

"Saya tahu kami tidak akan dibandingkan dengan mereka (Man United dan Liverpool) ketika kami benar-benar puas selama satu dekade terakhir," ujar Guardiola lagi.

Ditilik dari sejarah, Manchester United dan Liverpool memang memegang status sebagai dua tim tersukses di Liga Inggris.

Man United sudah menggondol 20 trofi juara, sedangkan Liverpool mengantongi 18 titel. (Ahmad Tsalis).