Anthony Ginting Soroti Kepercayaan Diri Ihsan Maulana

Ihsan mengungkapkan hal tersebut lantaran fisiknya selalu mengalami masalah sejak tahun 2015. Alhasil, pebulu tangkis kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, itu sulit mendapatkan stamina optimal.

Di sisi lain, Anthony menyebut Ihsan tidaklah tertinggal jauh. Dari segi kualitas, Anthony yakin para pemain tunggal putra cukup merata.

Namun, Anthony menilai bahwa satu hal yang menjadi perbedaan mendasar adalah masalah kepercayaan diri dari setiap individu.

"Sebenarnya kalau dibilang ketinggalan jauh juga enggak. Saat latihan, kualitas atau aspek-aspek lainnya enggak jauh kok. Ihsan itu sama saja seperti saya dan Jonatan," ujar Anthony kepada Kompas.com saat ditemui di Bandung pada beberapa waktu lalu.

"Akan tetapi, mungkin yang membuat dia merasa tertinggal adalah kepercayaan diri yang menjadi kunci utama di lapangan. Memang enggak mudah. Harus dari diri kita sendiri," tutur Anthony.

Nama Ihsan sempat mencuat ketika dia menjadi pemain termuda yang berhasil masuk skuad Indonesia untuk Piala Thomas 2014. Ia pun didaulat sebagai calon bintang tunggal putra masa depan.

Namun, beberapa tahun belakangan ini, pamor Ihsan justru meredup. Sejak mengalami cedera lutut pada 2015 akhir, fisiknya selalu bermasalah sehingga dia tak bisa berada dalam stamina prima.

Kembali pada awal 2016, Ihsan menjalani momen sulit ketika dia sering menelan kekalahan. Rentetan hasil minor itu membuat peringkatnya menurun.

Setelah itu, Ihsan sempat mencuri perhatian pada Indonesia Open 2016 dengan menembus babak semifinal. Namun pada fase itu, Ihsan kalah dari bintang Malaysia, Lee Chong Wei.

Kendala fisik tak berhenti sampai di situ. Ihsan lagi-lagi mengalami aneka cedera seperti masalah pinggang dan keseleo di bagian tubuh lain.

Saat ini saja, jika diukur dengan persentase, Ihsan menyebut kebugaran fisiknya hanya 50 persen.

Kendati demikian, Ihsan tak lantas patah arang. Ia tetap menyimpan motivasi tinggi untuk membuktikan bahwa kariernya belum habis.

"Target saya ingin mengalahkan diri sendiri saja dulu. Kenapa kemarin-kemarin saya kalah, ya karena enggak bisa mengalahkan diri sendiri. Seperti merasa tertekan dalam lapangan. Akhirnya saya kalah sama diri sendiri," ucap Ihsan.