Allegri menilai sebaiknya semua pihak yang terlibat dalam sepak bola tidak hanya omong belaka, tetapi juga harus bertindak agar tindakan rasial dalam sepak bola bisa berhenti.
"Untuk melakukan itu, kami seharusnya tidak hanya bicara, tetapi harus bertindak. Itulah satu-satunya jalan yang harus ditempuh," kata Allegri dilansir dari Football Italia.
"Kami harus bertanggung jawab dan tidak 'mengumpan' apa yang sudah terjadi di sana karena di Italia tidak menerima kalah atau menang. Jadi, kami harus melakukan itu atau akan tidak berguna," ujarnya.
Lebih lanjut, Allegri berpendapat bahwa menutup stadion bukanlah tindakan yang tepat untuk menghentikan tindakan rasial dalam sepak bola.
"Masalah ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan menutup stadion dalam dua bulan, setelah dua bulan lalu apa? Tindakan preventif memang harus dilakukan," katanya.
"Kami harus meluangkan waktu untuk anak-anak di sekolah, melakukan program edukasi, menghormati kehidupan. Harus ada edukasi untuk menangulangi masalah ini. Ini pasti membutuhkan kesabaran ekstra, tak ada yang bisa diselesaikan hanya dalam sehari. Kami harus segera memulai, jika tidak, akan terjadi insiden lain dalam dua bulan ke depan," ujarnya menjelaskan.
Masalah rasialisme memang kembali mencuat saat laga Inter Milan vs Napoli. Bek Napoli Kalidou Koulibaly menjadi korban tindakan rasial oknum suporter Inter Milan.
Pada laga tersebut, oknum suporter itu meneriakkan suara-suara menyerupai monyet yang ditujukan kepada Koulibaly.
Dikutip dari Football Italia, penyelenggara pertandingan sempat tiga kali mengumumkan akan menghentikan pertandingan jika tindakan rasial terus berlangsung.
Namun, kebijakan tersebut tak kunjung dilakukan sampai akhirnya Koulibaly dikartu merah pada menit ke-81. Saat menerima kartu kuning, Koulibaly memang sempat bertepuk tangan.
Hal itulah yang memicu wasit mengeluarkan kartu merah. Laga Inter versus Napoli dimenangkan Inter 1-0 melalui gol Lautaro Martinez pada menit ke-92 alias injury time babak kedua.
https://bola.kompas.com/read/2018/12/29/08450088/allegri-nilai-edukasi-jadi-kunci-hentikan-rasialisme-di-sepak-bola