Halaman depan edisi terakhir ini menggambarkan 11 pemain sepak bola yang memegang tulisan “terima kasih”. Sementara para penonton di tribune memegang spanduk panjang bertuliskan kata "selesai".
Berakhirnya perjalanan tabloid Bola mengundang simpati masyarakat. Melalui unggahan media sosial, warganet berbondong-bondong mengucapkan salam perpisahan kepada tabloid yang sudah menjadi teman mereka dalam mendapatkan informasi olahraga sejak dulu.
Di hari terakhir penerbitan tabloid keluaran Kompas Gramedia ini, tagar terima kasih kepada Bola pagi ini menjadi salah satu topik yang paling banyak diperbincangkan oleh warganet di media sosial Twitter.
Kebanyakan netizen mengenang masa kecil atau masa sekolah mereka yang masih setia menjadi pembaca tabloid yang terbit 2 kali dalam seminggu ini.
"Waktu SD rela nggak jajan, kumpulin duit buit buat beli Tabloid Bola, karena nggak mau kalah tau dari temen-temen di sekolah #TerimaKasihTabloidBola,” tulis akun @breflywesly.
“Terima kasih dari kami, generasi yang harus tidak jajan di sekolah biar bisa beli @TabloidBOLA. #TerimaKasihTabloidBola,” tulis akun @JodieIndra.
Cerita yang sama, mengumpulkan uang jajan demi tabloid Bola juga diceritakan oleh akun @Ichang76.
“Sekali lagi saya ucapkan terima kasih @TabloidBOLA atas semua ilmu berharganya di olahraga, khususnya sepakbola. Niscaya, tak akan ada cerita seindah zaman SD sudah menabung uang jajan hanya demi membeli sebuah tabloid olahraga,” tulisnya.
Satu atau mungkin dua generasi melewatkan masa remajanya dengan menjadi pembaca setia tabloid Bola.
Wajar saja, ketika tabloid ini memutuskan untuk berhenti berproduksi, banyak orang yang sedih dan mengingat kembali masa kecilnya.
“Dulu pernah dapet kaos bola gara-gara menang kuis, dan tabloid ini ane pake buat nyari pemain di Football Manager. Indahnya masa-masa dulu. #TerimaKasihTabloidBola,” tulis @snoyadihnif.
Kesedihan
Salah satu pemain sepak bola yang bermain untuk klub Persija Jakarta, Bambang Pamungkas, juga mengungkapkan perasaannya terkait berhentinya tabloid Bola ini.
Sebagai generasi yang tumbuh di era media cetak, BP mengaku tabloid Bola sudah ada di dalam hatinya.
"Sebagai media khusus olahraga pertama dan terdepan di Indonesia, tabloid Bola tentu memiliki tempat spesial di hati saya, atau mungkin juga seluruh pecinta olahraga di Indonesia," tulisnya.
Ia pun mengaku bersedih karena, hari ini tabloid Bola terbit untuk yang terakhir kalinya.
https://bola.kompas.com/read/2018/10/26/13463348/tabloid-bola-dan-kenangan-para-pembacanya