Babbel takut akan masa depan Kovac disebabkan tekanan internal dari petinggi Bayern, Uli Hoeness dan Karl-Heinz Rummenigge.
Pada awal musim, Bayern berhasil mengawali kompetisi dengan baik. Bayern berhasil mencatat empat kemenangan di awal.
Namun, setelah itu, klub asal Jerman itu justru mengalami kekalahan dalam tiga pertandingan terakhir.
Babbel mengatakan bahwa klub juga memberikan tekanan kepada pelatih berusia 47 tahun itu.
"Masalahnya adalah jika Anda bekerja di klub seperti Bayern, bukan hanya pers yang akan memberikan tekanan, melainkan di dalam klub juga," kata Babbel dalam wawancara dengan Omnisport dilansir dari FourFourTwo.
Dia juga menyebut ketika Kovac tidak memiliki dukungan dari petinggi klub, itu membuat pelatih asal Jerman tersebut berada dalam masa sulit.
"Pemain bisa pergi ke Hoeness atau Rummenigge. Kemudian Anda sebagai pelatih tidak punya kesempatan karena mereka menangis di sana-sini," kata Babbel.
"Ini masalah terbesar. Anda memiliki dua orang besar di kantor. Jika mereka tidak mendukung, Anda tidak memiliki kesempatan," tambahnya.
Babbel mengatakan, kemungkinan adanya kegagalan tersebut terjadi karena kondisi di dalam klub memiliki hambatan.
Terlalu banyak pemain di Munich telah tinggal untuk terlalu lama. Tidak banyak udara segar di dalam tim. Itu selalu sama. Mungkin ini adalah salah satu alasan mengapa semuanya tidak berhasil," ungkapnya.
Saat ini Bayern berada di posisi keenam dengan poin sebanyak 13 dari tujuh pertandingan. Pertandingan berikutnya Bayern akan menghadapi Wolfsburg yang akan berlangsung pada Sabtu (20/10/2018) pukul 20.30 WIB.
https://bola.kompas.com/read/2018/10/18/19300068/markus-babbel-khawatir-akan-masa-depan-niko-kovac