Kisah Perjuangan "Si Bayi Ajaib" Raih Medali Emas

Naufal bukan dari lingkungan keluarga atlet. Namun, ibunya merupakan pengurus Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Indonesia (Perbakin) Purwakarta. Dia baru mulai mengenal olahraga menembak saat menginjak usia 12 tahun.

Melihat ketertarikan Naufal terhadap olahraga menembak, ibunya kemudian mengarahkan Naufal latihan menembak di arena milik Perbankin Purwakarta.

"Ibu bilang kalau mau serius, ada tempat latihan untuk prestasi dan saya langsung jawab mau," kata Naufal ketika ditemui di Palembang, Selasa (17/7/2018) seperti dikutip dari Harian Kompas (28/7/2018).

Perjuangan Naufal tidak hanya saat berada di arena menembak, ia memulai kariernya di tempat latihan yang mirip dengan kandang ayam. Ini karena banyak ayam berkeliaran di sekitar arena menembak 10 meter tempat latihannya itu.

Meski tempat latihannya jauh dari ekspektasi, Naufal tak lantas putus asa. Kondisi tersebut justru ia manfaatkan sebagai latihan untuk konsentrasi, sabar dan tenang.

"Kalau mau latihan, meja tempat meletakkan senjata dan amunsi pasti kotor karena banyak kotoran ayam. Sering juga saat latihan, ayam berkeliaran di depan kita," kata Naufal.

Hasil dari latihan yang dijalaninya tidak sia-sia, Naufal menjadi salah satu atlet andalan olahraga menembak. Sederet prestasi membawanya memiliki julukan Bayi Ajaib.

Naufal berhasil memenangkan perunggu pada nomor 10 meter air rifle pada Porda Jawa Barat 2013. Sementara di tingkat internasional ia menyumbang emas untuk Indonesia pada SEA Games 2011 dan 2017.

Selanjutnya, Naufal akan menjadi atlet andalan untuk pertandingan Asian Games 2018 yang akan digelar sebentar lagi.