Zah Rahan Terkendala Urusan Imigrasi, Bhayangkara FC Pilih Realistis

Klub asuhan Simon McMenemy itu merelakan untuk melepas pemain asal Liberia tersebut.

Sejatinya, manajemen Bhayangkara FC sudah memberikan uang sebagai tanda mengikat kerja sama dengan Zah Rahan untuk satu musim.

Namun, status kewarganegaraan Liberia yang dimiliki Zah Rahan membuat ia tidak boleh masuk ke Indonesia.

Hal itu pun diungkapkan langsung oleh Manajer Bhayangkara FC, Sumardji, saat dihubungi BolaSport.com.

Sumardji tidak terlalu paham dokumen apa yang membuat status warga negara Zah Rahan tidak bisa masuk ke Tanah Air.

Namun, yang pasti, Sumardji mengatakan bahwa pada Selasa (16/1/2018), sudah ada persidangan untuk memastikan apakah Zah Rahan bisa masuk ke Indonesia atau tidak.

Hasilnya, pesepak bola berusia 32 tahun itu masih belum bisa masuk ke Indonesia.

"Sampai saat ini, masih terkendala di imigrasinya. Kemarin sudah ada sidang dan hasilnya masih belum bisa masuk ke Indonesia," kata Sumardji kepada BolaSport.com.

Sudah mengetahui status itu, Sumardji mengatakan bahwa Bhayangkara FC tidak akan menyerah dan berusaha semaksimal mungkin agar Zah Rahan bisa masuk ke Indonesia.

"Saya kurang paham persoalannya itu apa. Yang pasti, kami mau berusaha dahulu," kata Sumardji.

Andai nanti Zah Rahan tidak bisa membela Bhayangkara FC, Sumardji enggan bersedih.

Sebab, tim milik Kepolisian Republik Indonesia itu akan mencari pemain asing untuk menggantikan Zah Rahan.

Saat ini, Bhayangkara FC sudah memiliki tiga pemain asing, yakni Paulo Sergio, Lee Yuu-jun, dan Vladimir Vujovic.

Bhayangkara FC masih menyisahkan kuota satu pemain asing apabila Zah Rahan batal bergabung.

Nama Zah Rahan juga tidak didaftarkan Bhayangkara FC untuk mengikuti Piala Presiden 2018.

Dari rilis yang diterima BolaSport.com, ada dua pemain asing seleksi yang didaftarkan klub juara Liga 1 2017 itu, yakni James Charles Mack dan David Aparicedo Da Silva.

"Kami realistis saja, kalau memang tidak bisa, kami akan cari pengganti striker asing lainnya," ujar Sumardji. (M Hary Prasetya)