Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bergkamp, Jalan Oezil ke Arsenal

Kompas.com - 08/11/2016, 09:26 WIB
Ferril Dennys

Penulis


LONDON, KOMPAS.com - Gelandang Arsenal, Mesut Oezil, menjelaskan bahwa ada dua orang yang memengaruhinya pindah dari Real Madrid. Mereka adalah manajer Arsene Wenger dan legenda Arsenal, Dennis Bergkamp. 

Tampil impresif bersama Werder Bremen dan Jerman di Piala Dunia 2010 membuka jalan Oezil bergabung dengan Real Madrid sejak musim 2010-2011. Saat itu, Madrid ditangani oleh Jose Mourinho.

Setelah sukses di Stadion Santiago Bernabeu selama tiga musim, Oezil hijrah ke Arsenal pada 2 September 2013. Musim yang sama dengan kepergiaan Mourinho.

Gelandang asal Jerman itu pun menjadi salah pemain kunci Arsenal hingga kini.

"Sebuah kota baru, London, dan pindah ke klub baru, Arsenal, adalah momen spesial," ujar Oezil mengenang kisahnya tiga tahun lalu.

"Saat hendak pindah dari Real Madrid, saya berbicara dengan Wenger," kata Oezil.

Saat itu, kata Oezil, Wenger membujuk dia untuk pindah ke Arsenal.

"Saya mengatakakan, 'Percayalah kepada saya, (klub) Anda akan menjadi tujuan jika saya memiliki kesempatan berganti klub.'," tutur Oezil.

Kesempatan itu pun datang. Oezil akhirnya menerima pinangan Wenger dengan beberapa alasan.

"Jadi yang saya lakukan setelah itu, kami berbicara. Saya memutuskan datang ke Arsenal karena ingat Bergkamp dan Robert Pires. Mereka pemain bagus. Saya ingin menjadi bagian dari (pemain bagus) itu bersama Arsenal untuk meraih kesuksesan," tutur Oezil.

"Hal yang baik karena pada musim pertama dan kedua kami menjuarai Piala FA. Saya sangat menikmati membela klub besar seperti Arsenal," ucap gelandang tim nasional Jerman itu. 

Oezil juga kemudian berbicara soal proses dirinya bergabung dengan Madrid. Jika di Arsenal terinspirasi oleh Bergkamp, Oezil menunjuk Zinedine Zidane sebagai sosok pemain Madrid yang ingin diikuti jejaknya. 

"Setelah Piala Dunia 2012, saya dinginkan oleh sejumlah klub besar. Idola saya Zidane. Saat dengar Madrid mengajukan tawaran, khususnya Mourinho, saya bicara dengannya melalui telepon. Saya pun memercayai dia dan pindah ke Madrid," kata Oezil.

Pindah ke Madrid, Oezil tidak hanya merasakan kultur negara yang berbeda. Di level klub, tekanan di Madrid jauh lebih besar daripada bersama Schalke 04 dan Bremen. 

"Jika Anda pindah dari Werder Bremen ke klub besar dan bergabung dengan pemain besar saat Anda duduk di sana kali pertama, apa yang Anda bisa katakan? Kamu bukan siapa-siapa," ucap dia. 

"Jika membela Madrid, sekalipun seri melawan Barcelona, hasil tersebut buruk. Anda harus memenangi setiap laga. Jika menang 10 pertandingan beruntun dan kemudian imbang melawan tim kecil di kandang sendiri, Anda langsung mendapatkan tekanan. Karena itu, saya belajar mengontrol tekanan selama di sana dan menikmatinya," lanjut Oezil.

Kontrak Oezil sendiri bersama Arsenal tersisa 18 bulan. Oezil diharapkan Wenger untuk memperpanjang durasi kontraknya sehingga dia bisa menjadi legenda di Stadion Emirates seperti Bergkamp.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hasil Milan Vs Genoa 3-3: Ultras Aksi Bisu, Rossoneri Tertahan

Hasil Milan Vs Genoa 3-3: Ultras Aksi Bisu, Rossoneri Tertahan

Liga Italia
Hasil Liverpool Vs Tottenham: Api Salah, Hujan 6 Gol, The Reds Menang

Hasil Liverpool Vs Tottenham: Api Salah, Hujan 6 Gol, The Reds Menang

Liga Inggris
Timo Scheunemann Lihat Bakat Putri Potensial di MilkLife Soccer Challenge 2024

Timo Scheunemann Lihat Bakat Putri Potensial di MilkLife Soccer Challenge 2024

Sports
Hasil Final Thomas dan Uber Cup 2024: Indonesia Runner-up, China Kawinkan Gelar

Hasil Final Thomas dan Uber Cup 2024: Indonesia Runner-up, China Kawinkan Gelar

Badminton
Hasil Chelsea Vs West Ham 5-0: The Blues Pesta Gol, Lewati Man United

Hasil Chelsea Vs West Ham 5-0: The Blues Pesta Gol, Lewati Man United

Liga Inggris
Final Piala Thomas 2024: Jonatan Berusaha Melawan, demi Kebanggaan Bangsa

Final Piala Thomas 2024: Jonatan Berusaha Melawan, demi Kebanggaan Bangsa

Badminton
Hasil Final Thomas Cup 2024, Indonesia Runner-up Usai Fikri/Bagas Kalah

Hasil Final Thomas Cup 2024, Indonesia Runner-up Usai Fikri/Bagas Kalah

Badminton
Aji Santoso: Marselino Punya Bakat Komplet untuk Jadi Pemain Besar

Aji Santoso: Marselino Punya Bakat Komplet untuk Jadi Pemain Besar

Timnas Indonesia
Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Menang, Jaga Asa Indonesia

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Menang, Jaga Asa Indonesia

Badminton
Final Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Akui Lawan Lebih Berani dan Cerdik

Final Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Akui Lawan Lebih Berani dan Cerdik

Badminton
Hasil Final Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Kalah, Indonesia 0-2 China

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Kalah, Indonesia 0-2 China

Badminton
Alasan Staf Kemenpora Bocorkan Diskusi dengan Mancini soal Marselino dkk

Alasan Staf Kemenpora Bocorkan Diskusi dengan Mancini soal Marselino dkk

Timnas Indonesia
Final Thomas Cup 2024, Ginting: Saya Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Final Thomas Cup 2024, Ginting: Saya Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Badminton
Cerita di Balik Marselino dkk Curi Perhatian Roberto Mancini dan Asistennya

Cerita di Balik Marselino dkk Curi Perhatian Roberto Mancini dan Asistennya

Timnas Indonesia
Hasil Final Piala Thomas 2024: Ginting Takluk dari Shi Yu Qi, Indonesia 0-1 China

Hasil Final Piala Thomas 2024: Ginting Takluk dari Shi Yu Qi, Indonesia 0-1 China

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com