Gelandang Arema Ini Mulai Fokus Bisnis "Clothing"

MALANG, KOMPAS.com - Gelandang Arema Cronus, Hendro Siswanto, mulai merintis usaha clothing. Usaha itu ditekuninya seusai menjalani tugas membela tim Singo Edan di lapangan hijau.

"Ide awalnya karena ada teman menganggur, terus saya habis latihan juga menganggur;. Dari pada habis latihan menganggur, jalanin ini aja," kata dia saat ditemui di rumahnya yang ada di Kelurahan Kesatrian, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, Senin (19/9/2016).

Usaha clothing itu cukup sederhana. Berdiri di salah satu ruangan yang ada di rumahnya, bisnis itu berbasis distribution store (distro) dan hanya menelan modal awal Rp 2 juta.

Hingga saat ini, ada tiga produk yang tersedia. Dia ntaranya kaus, kerudung, dan pomade. Semua produk tersebut diproduksi sendiri dan diberi brand HS12.

HS merupakan singkatan dari Hendro Siswanto dan 12 merupakan tanggal lahirnya yang sering dipakai untuk nomor punggung.

"HS itu dari anak-anak. Sebenernya, saya tidak pede kalau pakai merek ini," ujar dia.

Pria kelahiran Tuban itu menjelaskan, bisnisnya itu dimulai pada 2 Juni lalu. Jauh sebelum itu, ia mengaku sudah menjalani bisnis menjadi penjual kerudung yang dikelola oleh istrinya, Adirsti Dyah.

Penjualannya pun lumayan. Selama tiga bulan berdiri, bisnis clothing itu sudah banyak menyita perhatian. Sebulan, omzet yang didapatnya bisa mencapai Rp 10 juta.

"Penjualan sampai sekarang alhamdulillah. Masyarakat juga lumayan menanggapinnya. Tidak laris banget, tetapi tidak sepi banget juga," kata dia.

Selain dijajakan secara manual, Hendro juga menjajakan dagangannya melalui online. Hasilnya juga lumayan. Banyak pembeli yang pesan bahkan sampai ke Kalimantan.

Ada banyak model gambar dalam kaus yang dibuatnya. Selain gambar singa sebagai lambang Arema, ia juga menyediakan gambar-gambar dengan tema umum.

"Temanya umum saja, tetapi tetap kami 'larinya' tidak jauh dari Malang," tutur Hendra.

Kaus-kaus itu dijual dengan harga Rp 115.000 hingga Rp 150.000. Sedangkan ppmade dijual dengan harga Rp 110.000 dan kerudung dijual dengan harga Rp 15.000 hingga Rp 35.000.

Saat ini, ia sudah memiliki dua karyawan yang ikut mengelola bisnis tersebut. Harapannya, bisnis itu terus berkembang dan bisa menjadi penghasilan utama Hendro setelah pensiun dari dunia sepak bola.

"Cita-cita, ini (bisnis) ingin besar. Sekarang dimulai dari kecil. Tidak tahu nanti ke depannya. Kalau bisa dibesarin, kenapa tidak?," kata dia retoris.