KOMPAS.com - Tidak ada target pasti yang dipikul pelatih tim nasional Inggris, Roy Hodgson, pada Piala Eropa 2016.
Hal itu tercermin dari penuturan Presiden Federasi Sepak Bola Inggris (FA) Greg Dyke ketika membahas kontrak Hodgson. Kerja sama kedua belah pihak cuma berlangsung hingga 30 Juni 2016.
Sejauh mana Inggris melangkah bakal menjadi pertimbangan utama FA dalam memutuskan masa depan Hodgson.
"Sikap kami sangat jelas. Tidak ada keputusan sebelum turnamen selesai," kata Dyke.
Lantas, babak apa yang harus dicapai Inggris?
Apabila ingin menunjukkan peningkatan prestasi, Inggris tentu harus membidik semifinal. Sebab, pada 2004 dan 2012, mereka cuma mencapai babak 8-besar.
Inggris kalah adu penalti dari tuan rumah Portugal pada 2004. Skenario serupa membuat Inggris gagal melewati Italia delapan tahun berselang.
"Tentu saja sebuah kesuksesan apabila bisa mencapai semifinal," tutur Dyke.
"Hanya, apabila kami bermain baik dan kalah dari tim bagus atau melakoni adu penalti pada perempat final, kami akan membicarakannya lebih lanjut," ucap dia.
5 - Alan Shearer scored five times at Euro 96, the most by an English player at a single Euros. Talisman. #OptaEuro pic.twitter.com/Uxhb8hEbNr
— OptaJoe (@OptaJoe) June 1, 2016
Di mata Dyke, Inggris memang belum pantas membidik trofi di Perancis. Sekalipun, skuad saat ini dihuni sejumlah bintang muda seperti Dele Alli, Harry Kane, dan Raheem Sterling.
Dia lantas menunjuk Piala Dunia 2022 sebagai momen untuk meraup gelar. Pendapat ini dilatarbelakangi oleh rata-rata usia Inggris yang cuma 25,39 tahun atau termuda dibandingkan kontestan Piala Eropa.
"Target realistis adalah 2022 kalau kami bisa mempertahankan pemain muda saat ini dan menambahkan beberapa lainnya," kata Dyke.
Berikut ini adalah prestasi Inggris pada Piala Eropa:
1968: semifinal
1980: fase grup
1988: fase grup
1992: fase grup
1996: semifinal
2000: fase grup
2004: perempat final
2012: perempat final