Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Lima Masalah Penyebab "Tewasnya" Inggris

Kompas.com - 21/06/2014, 16:07 WIB
Azwar Ferdian

Penulis

Sumber AFP
RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com — Inggris dipastikan pulang kampung lebih cepat meski belum memainkan laga ketiga melawan Kosta Rika. Penyebabnya, kekalahan Italia 0-1 dari Kosta Rika yang membuat The Three Lions jadi pecundang di Grup D.

Ini adalah kegagalan pertama Inggris melaju ke babak kedua Piala Dunia sejak Piala Dunia 1958 di Swedia. Pada laga pertama, skuad asuhan Roy Hodgson ini menyerah 1-2 dari Italia, dan juga kalah dengan skor yang sama dari Uruguay.

Striker Wayne Rooney menyatakan tidak ada alasan yang bisa dijadikan kambing hitam penyebab kekalahan ini. Namun, ada beberapa kesimpulan yang bisa menjadi penyebab gagalnya Inggris berprestasi di Brasil.

Terlalu banyak pemain muda
Roy Hodgson banjir pujian ketika memanggil banyak pemain muda yang kreatif. Namun, dengan pemain muda membuat permainan Inggris tampak tidak seimbang, seperti pada laga melawan Uruguay dan Italia.

Sulit menyelaraskan penyerang murni seperti Raheem Sterling, Danny Welbeck, dan Wayne. Lalu sisi kiri yang terlalu terbuka terlihat bagaimana mudahnya Antonio Candreva mengalahkan Leighton Baines saat tercipta gol kedua Italia yang dicetak Mario Balotelli.

Sterling (19 tahun) bersinar pada peran sentralnya melawan Italia di Manaus. Namun, Sterling  tidak bisa membebaskan diri dari kawalan pemain Uruguay di Sao Paulo. Sementara itu, Ross Barkley (20 tahun) tidak mampu membuat kesan baik saat masuk sebagai pengganti di babak kedua.

Taktik tidak tepat
Penggunaan formasi 4-2-3-1 ala Hodgson tidak terlalu tepat. Sterling, Welbeck, Rooney dan Daniel Sturridge hanya berkeliaran di tengah dan depan. Hasilnya, mereka putus asa saat melawan Uruguay. Mantan bek kanan Inggris, Danny Mills, sekarang menjadi komentator BBC, mengatakan, "Tidak ada pola yang khusus pada permainan Inggris."

Kesalahan bertahan
Inggris harus kebobolan empat gol dari dua pertandingan Grup D. Ini akibat dari kesalahan mendasar dalam sistem defensif. Saat melawan Italia, kelalaian menutup ruang tembak yang dimanfaatkan Claudio Marchisio, sementara Baines bertanggung jawab atas gol Balotelli.

Melawan Uruguay, Edinson Cavani mampu mengumpan Luis Suarez untuk mencetak gol, meskipun Inggris memiliki enam pemain belakang. Hanya sentuhan dari tendangan jauh kiper Fernando Muslera, yang disundul Cavani dan mengenai Gerrard sebelum mencapai Suarez. Striker Liverpool itu bebas di kotak penalti Inggris dan sukses menaklukkan Joe Hart.

Mantan bek Inggris Rio Ferdinand menggambarkan lini belakang Inggris bagai "anak sekolah".

Kurangnya ketenangan lini tengah
Inggris mendominasi penguasaan bola melawan Uruguay dan juga memegang banyak bola melawan Italia, tetapi sering melakukan kesalahan teknis dan terlalu tergesa-gesa. Tim diarahkan eksklusif menyerang dengan kecepatan, tetapi tidak ada pemain yang mampu melakukan tusukan efektif. Ketidakmampuan Inggris mengendalikan tempo permainan menjadi kelemahan dalam bermain.

Gerrard kewalahan
Musim emosional yang menguras fisik bersama Liverpool membuat Steven Gerrard kewalahan di Piala Dunia. Meski dipadukan dengan bersama rekannya di klub, Jordan Henderson, Gerrard kehilangan tenaga ekstra buat meraih kemenangan. Gerrard ikut andil dalam terciptanya gol kedua Suarez, yang tak sengaja menyundul bola.

"Saya harus mengatakan Steven Gerrard tidak tajam di dua pertandingan Inggris. Dia tidak bisa mendikte permainan seperti biasa yang dilakukannya," kata mantan pemain sayap Inggris Chris Waddle.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Catat Rekor Apik di Stadion Abdullah bin Khalifa, Modal Indonesia Lawan Uzbekistan

Catat Rekor Apik di Stadion Abdullah bin Khalifa, Modal Indonesia Lawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
3 Hal yang Harus Dibenahi Indonesia Jelang Vs Uzbekistan

3 Hal yang Harus Dibenahi Indonesia Jelang Vs Uzbekistan

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: Sananta Kartu AS, Kecepatan Jadi Modal Indonesia

Piala Asia U23 2024: Sananta Kartu AS, Kecepatan Jadi Modal Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Sprint Race MotoGP Spanyol 2024: Jorge Martin Menang, Marquez Jatuh

Hasil Sprint Race MotoGP Spanyol 2024: Jorge Martin Menang, Marquez Jatuh

Motogp
Hasil West Ham Vs Liverpool 2-2, The Reds Gagal Menang

Hasil West Ham Vs Liverpool 2-2, The Reds Gagal Menang

Liga Inggris
Tahu Kekuatan Indonesia, Uzbekistan Bersiap

Tahu Kekuatan Indonesia, Uzbekistan Bersiap

Timnas Indonesia
Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Berjaya, Indonesia Bekuk Inggris

Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Berjaya, Indonesia Bekuk Inggris

Badminton
Piala Asia U23: Uzbekistan Kuat, Indonesia Punya Pengalaman dari Ferarri-Hokky

Piala Asia U23: Uzbekistan Kuat, Indonesia Punya Pengalaman dari Ferarri-Hokky

Timnas Indonesia
Arteta Dapat Saran dari Wenger untuk Bawa Arsenal Juara Liga Inggris

Arteta Dapat Saran dari Wenger untuk Bawa Arsenal Juara Liga Inggris

Liga Inggris
Hasil Kualifikasi MotoGP Spanyol 2024: Marquez Terdepan, Disusul Bezzecchi-Martin

Hasil Kualifikasi MotoGP Spanyol 2024: Marquez Terdepan, Disusul Bezzecchi-Martin

Motogp
Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 Atas Inggris

Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 Atas Inggris

Badminton
Prediksi Bung Ahay: Peluang Indonesia ke Final Terbuka, Waspada Gaya Eropa

Prediksi Bung Ahay: Peluang Indonesia ke Final Terbuka, Waspada Gaya Eropa

Timnas Indonesia
Semifinal Piala Asia U23, Jangan Remehkan Lagi Indonesia

Semifinal Piala Asia U23, Jangan Remehkan Lagi Indonesia

Liga Indonesia
Hasil Thomas Cup 2024, Anthony Sinisuka Ginting Menang

Hasil Thomas Cup 2024, Anthony Sinisuka Ginting Menang

Badminton
Fakta Menarik Uzbekistan, Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23

Fakta Menarik Uzbekistan, Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com