Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Larangan Bendera Peserta Piala Dunia di Bangladesh

Kompas.com - 11/06/2014, 12:29 WIB
Pihak berwenang Bangladesh meminta para penggemar sepak bola tidak mengibarkan bendera peserta Piala Dunia di mobil maupun rumah mereka karena melanggar peraturan tentang bendera nasional.

Menteri Urusan Pembebasan Perang, AKM Mozammel Huq, menjelaskan kepada BBC bahwa warga Bangladesh hanya diizinkan untuk mengibarkan bendera nasionalnya.

Walau Bangladesh tidak pernah lolos ke putaran final Piala Dunia, penggemar sepak bola Amerika Latin amat banyak di negara ini.

Dan menjelang pembukaan Piala Dunia, Kamis 13 Juni mendatang, puluhan ribu bendera tuan rumah Brasil dan Argentina sudah berkibaran di berbagai kota Bangladesh.

Namun pemerintah, melalui pemberitahuan di surat kabar, meminta para penggemar bola menurunkan bendera dari rumah dan mobil mereka.

Sementara di kawasan pedesaan, pejabat berkeliling dengan mobil untuk mengingatkan warga.
Kaos boleh

Seorang pejabat pemerintah di distrik Jessore, di sebelah barat laut Bangladesh, mengatakan bendera Brasil dan Argentina terlihat hampir di semua tempat.

"Kami tidak keberatan orang mengenakan kaos tim dukungan mereka atau menggunakan papan iklan dan spanduk. Namun tidak baik kalau bendera asing berkibar di atap rumah," jelas Mustafizur Rahman kepada kantor berita AFP.

Walau terkenal sebagai salah satu negara kriket, namun penggemar sepak bola cukup banyak di Bangladesh.

Dalam Piala Dunia 2010 lalu, sempat terjadi kerusuhan di Bangladesh karena warga yang marak karena aliran listrik mati saat pertandingan berlangsung.

Tahun 2011, Bangladesh menjadi tuan rumah pertandingan persahabatan Argentina -yang diperkuat Lionel Messi- melawan Nigeria yang membutuhkan biaya sampai 4 juta dollar AS atau sekitar Rp 40 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com