Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Semangat Aragones di Atletico....

Kompas.com - 21/05/2014, 18:14 WIB
MADRID, Kompas.com - Empat dekade lalu, Atletico Madrid nyaris menggapai impiannya untuk meraih gelar Piala Eropa ketika tampil di final melawan Bayern Muenchen pada 15 Mei 1974 di Stadion Heysel, Belgia. Sayang, harapan itu pupus hanya beberapa detik menjelang pertandingan usai lantaran Bayern bisa menyamakan skor, yang memaksa diadakan pertandingan kedua pada 17 Mei di tempat yang sama.

Ya, pada final pertama, pertandingan dilanjutkan dengan perpanjangan waktu setelah skor tetap imbang 0-0 pada 2x45 menit. Luis Aragones menguak asa Atletico ketika dia membobol gawang Sepp Maier pada menit ke-114. Tetapi pada detik-detik terakhir ketika Atletico tengah bersiap melakukan selebrasi, Hans-Georg Schwarzenbeck mampu menjebol gawang Miguel Reina -  ayah dari kiper Napoli Pepe Reina. Alhasil, pemenang Piala Eropa (yang sekarang berganti nama Liga Champions) ditentukan pada pertandingan ulangan.

Bayern, yang diperkuat Franz Beckenbauer dan Gerd Mueller, tak terbendung pada laga tersebut. Mereka sukses memenangi tiga Piala Eropa secara berturut-turut berkat dua gol Uli Hoeness dan dua gol Mueller yang membawa The Bavarian menang dengan skor telak 4-0.

Mimpi yang nyaris terwujud 40 tahun silam itu kini terulang, karena Atletico kembali menjejakkan kakinya di final kompetisi paling elite antarklub Eropa tersebut. Satu langkah lagi bagi Los Rojiblancos untuk mengakhiri penantiannya menjadi nomor satu di Eropa. Mereka akan berjumpa rival sekota, Real Madrid, di partai final yang berlangsung di Lisabon, Portugal, Sabtu (24/5/2014).

Tentu saja kenangan buruk lantaran gagal menjadi pemenang di detik-detik terakhir masih menghinggapi tim ibukota Spanyol tersebut. Tetapi kali ini mereka datang dengan modal yang sangat bagus, lantaran baru saja mengadakan pesta kemenangan menjadi juara Primera Division. Pada Minggu (18/5), sekitar 200.000 pendukung Atletico memadati air mancur Neptuno dan mengelilingi jalan-jalan di Madrid untuk merayakan gelar Liga Spanyol pertama mereka dalam kurun waktu 18 tahun.

Deretan lagu kegembiraan terus dikumandangkan para pendukung Atletico. Meski demikian, bukan pelatih Diego Simeone dan top scorer Diego Costa, yang menjadi sosok yang paling menonjol, melainkan Aragones, yang telah meninggal dunia pada 1 Februari lalu pada usia 75 tahun.

Nama Aragones tak terpisahkan dari Atletico. Pria yang juga membawa Spanyol untuk meraih gelar perdana dari total tiga kesuksesan mereka di Piala Eropa 2008 itu, telah menjadi inspirasi bagi musim tersukses Atletico dalam 111 tahun sejarah tim tersebut.

Gambar Aragones menghiasi pesawat yang membawa para pemain saat melakukan pertandingan tandang ke markas AC Milan pada babak 16 besar Liga Champions. Rupanya semangat Aragones yang membuat Atletico tak kesulitan menyingkirkan Milan, juara tujuh kali Liga Champions, dengan agregat 5-1.

Kemudian, para pendukung membentangkan tulisan salah satu kalimat khas Aragones: "menang, menang, dan kembali menang", ketika Atletico menjamu Barcelona di Vicente Calderon pada babak delapan besar. Los Rojiblancos pun kembali membuat kejutan dengan menghentikan langkah raksasa Eropa dan Spanyol itu, lalu kembali menjegal Chelsea di semifinal untuk lolos ke partai puncak.

Bahkan setelah mengunci gelar Primera Division melalui hasil imbang 1-1 di markas Barca pada Sabtu (17/5), Simeone berterima kasih kepada semua pihak di klub yang telah membantu mendatangkan kesuksesan. Di dalam daftar tersebut ia memasukkan nama Aragones, yang disebutnya "jelas-jelas bertahan di kotak penalti kami sepanjang babak kedua."

Kini, Atletico sudah berubah. Di bawah kendali Simeone, tim tersebut menjelma menjadi kekuatan baru nan menakutkan, karena dalam tempo dua setengah tahun bersama pelatih asal Argentina tersebut, Atletico telah memenangi lebih banyak trofi dibandingkan dengan Barcelona ataupun Real Madrid.

Tengok saja apa yang diperlihatkan Atletico ketika bertemu dua langganan juara Spanyol itu. Los Rojiblancos menaklukkan Madrid di halaman belakang mereka sendiri untuk mengakhiri nasib sial selama 14 tahun di derbi Madrid dan memenangi final Copa del Rey setahun yang lalu. Dalam perjalanannya menjadi juara pun, Atletico tak pernah kalah melawan Barca.

Pada hari pertama kematian Aragones, Atletico memuncaki klasemen La Liga untuk pertama kalinya dalam 18 tahun, dan meski beberapa kali penampilannya merosot, mereka memiliki kekuatan mental untuk bangkit dan bertahan di sana.

"Kapasitas untuk motivasi terlihat dari mereka yang mengenakan kaus klub ini. Motivasinya adalah untuk bermain demi Atletico Madrid, bukan untuk menentang siapa pun yang ada di depan kami," ujar Simeone.

Satu gelar sudah diraih. Kini, Atletico menatap Liga Champions.

Bagaimanapun, peluang yang ada bukan hanya untuk memenangi gelar pertamanya di kompetisi paling elite di Eropa itu, tetapi juga meneruskan penantian Madrid selama 12 tahun untuk meraih trofi ke-10 mereka. Mampukah Atletico mewujudkan mimpi untuk menjadi juara Eropa? Kita tunggu hasil derbi Madrid pada akhir pekan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Internasional
Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Liga Indonesia
Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com