KETIKA Paolo Maldini menggantikan Marek Jankulovski pada pertandingan AC Milan lawan Parma, Sabtu (16/2) di menit ke-68, itu menandai perjalanan panjangnya. Dia telah melewati catatan 1000 pertandingan baik untuk timnas Italia maunpun klub AC Milan. Sebuah petualangan sepakbola yang tentu melelahkan, tapi penuh kisah dan rona-rona.
Maldini telah membela Milan di berbagai turnamen dan kompetisi sebanyak 861. Di timnas, dia sudah tampil 126 kali membela timnas senior Italia. Sekali dia tampil di Olimpiade, kemudian membla timnas U-21 sebanyak 26 kali. Lengkap sudah 1000 pertandingan resmi yang telah dia jalani.
Bukan sekadar angka pertandingan yang begitu banyak. Maldini telah mengisi pertandingan demi pertandingan dengan pemainan menawan, kerja keras dan semangat yang tak pernah pudar. bayangkan saja, dari 1000 partai itu, dia menjadi starter dalam 981 pertandingan. Selain itu, 916 pertandingan di antaranya dia jalani sejak awal sampai akhir.
Sebuah contoh profesionalisme sepakbola yang luar biasa. Seolah, Milan selalu ada dia. Tanpa Maldini, I Rossoneri seperti kehilangan sebagian jati dirinya. Padahal, sang bintang yang juga legenda itu segera mengakhiri kariernya, begitu musim 2007-08 selesai.
Ditanya apa yang akan dia lakukan setelah pensiun nanti, Maldini menjawab, "Setiap orang menanyaiku. Tapi, aku ta tahu bagaimana menjawabnya," katanya.
Tentu, ada rasa sangat berat buatnya. Sepakbola adalah hidupnya, begitu juga hidupnya adalah sepakbola. Dia harus mengawali hidup baru jauh dari kehidupan yang begitu lama dia arungi. Menjadi pelatih merupakan satu-satunya jalan agar dia tetap bersanding dengan ollahraga itu. Namun, tentu tidak secepat yang dibayangkan.
"Aku masih punya sisa waktu beberapa bulan untuk menikmati petualangan hebat yang aku mulai sejak lama ini. Aku ingin menikmatinya benar-benar sampai akhir. Dan, harapanku akhir dar karier itu pada Mei nanti, di final Liga Champions," harapnya.
Maldini mengawali karier sepakboa profesonal begitu muda. Umurnya belum genap 17 tahun, dia sudah masuk tim senior AC Milan. Tepatnya, dia melakukan debut bersama Milan pada 20 januari 1985. Sejak itu, dia terus menjadi bagian penting klub itu. Berbagai gelar telah dia sumbangkan kepada Milan. Sayang, dia tak pernah membawa timnas Italia juara Piala Dunia dan Piala Eropa. Satu hal yang paing disesalinya.
Meski begitu, serangkaian prestasinya sudah cukup mengagumkan dan sulit ditanding pemain lain. Dia telah membawa Milan juara Liga Serie-A sebanyak 7 kali. Selain itu, dia juara Liga Champion 5 kali, juara Piala Italia sekali, juara Piala Interkontinental 3 kali, juara Piala Super Eropa 5 kali dan juara Piala Super talia 5 kali.
Maldini juga menjadi contoh daya tahan pesepakbola yang luar biasa. Sulit mencari orang seperti dia. Dalam usia 39 tahun, dia masih bisa bermain dengan dinamika tinggi, layaknya pemain muda. Bahkan, terkadang dia masih berperan sebagai bek kiri yang naik-turun.
"Aku terus bekerja keras dan berlatih serius setiap harinya. Jika tidak begitu, tak mungkin aku bisa meladeni permainan para pemain muda," katanya.
Sebuah teladan sepakbola yang luar biasa. Namun, sang bintang besar itu harus segera mengakhiri kariernya. Sudah terlalu banyak cerita suka-duka yang dia kisahkan lewat sepakbola. Meski pensiun, kisah itu akan terus menjadi cerita indah yang akan menghiasi perjalanan sejarah sepakbola. (HPR)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.