KOMPAS.com - Eks Presiden Juventus, Giovanni Cobolli Gigli, mengincar Thiago Motta untuk menggantikan Massimiliano Allegri dan menganggap Adrien Rabiot lebih penting daripada Federico Chiesa.
Penampilan dan hasil terkini dari Juventus telah menimbulkan laporan bahwa Allegri tidak akan bertahan hingga akhir kontraknya pada Juni 2025.
Juventus hanya berhasil meraih satu kemenangan dalam delapan pertandingan terakhir Serie A dan tergelincir ke posisi ketiga di bawah Milan.
Desakan untuk Allegri berpisah dari Juventus pun kian meningkat.
“Allegri biasanya sangat santai dan bercanda dengan pewawancara setelah pertandingan, tetapi pada hari Minggu dia menunjukkan sifat mudah tersinggung, jelas karena hasil yang tidak didapat saat ini,” kata Gigli.
Baca juga: Bek Legendaris Juventus Merapat ke Lazio
“Untuk pertama kalinya, dan saya selalu menaruh rasa hormat yang besar kepada Allegri, saya pikir sangat mungkin dia akan membatalkan kontraknya dan berpisah dari Juventus,” sambungnya.
Beberapa kandidat dipertimbangkan untuk menggantikan Allegri, dengan Gigli menunjuk Thiago Motta sebagai favoritnya.
“Juve perlu mengatur keuangan mereka, sehingga tidak mampu menyewa pelatih dengan gaji yang sama dengan yang mereka berikan kepada Allegri,” tutur Gigli.
“Oleh karena itu, saya akan memilih pelatih yang lebih muda dan Thiago Motta sedang membuktikan dirinya di Bologna,” jelasnya.
Di sisi lain, Gigli juga memberikan saran tentang pemain untuk membangun skuad Juventus. Dirinya menyatakan bahwa Rabiot memiliki prioritas lebih tinggi daripada Chiesa.
Baca juga: Milan Salip Juventus, Pioli Setara Ancelotti, Menang Pakai Cara Allegri
Kontrak Rabiot akan berakhir bulan Juni mendatang, sedangkan Chiesa masih terikat kontrak hingga tahun depan.
“Saya minta maaf untuk mengatakan ini, tapi saya harus jujur dan mengatakan apa yang sebenarnya saya pikirkan, Rabiot lebih penting untuk skuad ini daripada Chiesa. Jika saya harus mengorbankan seorang pemain demi keseimbangan, itu adalah Chiesa,” ungkap Gigli.
Gigli menganggap bahwa Chiesa terkendala dalam memaksimalkan performanya.
“Saya mengatakannya dengan sangat sedih, karena dia adalah seorang juara dengan kualitas luar biasa, namun dia kesulitan untuk mengekspresikan potensinya,” jelas Gigli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.