KOMPAS.com - Bos Tottenham, Ange Postecoglou, tidak merespons postensi kehadiran kartu biru di sepak bola secara positif. Sebaliknya, pria asal Australia ini mengutarakan hukuman tersebut akan "menghancurkan" sepak bola.
Kartu biru adalah sistem disipliner baru yang memberikan wasit kekuatan untuk mengirim seorang pemain keluar lapangan untuk 10 menit setelah ia melakukan pelanggaran sinis atau protes berlebih kepada ofisial laga.
Dua kartu biru akan membuat pemain diusir dari lapangan, begitu pula apabila pemain bersangkutan mendapat kartu biru dan kemudian kartu kuning.
Postecoglou mengatakan tak perlu menambah peraturan baru karena hukuman terhadap pelanggaran itu sudah ada.
"Menambah satu [kartu] lagi. Apa gunanya? Obatnya sudah ada," kata Postecoglou di BBC.
"Jika hal ini tidak diterapkan pada level yang membuat orang puas, lakukanlah. Itulah perubahannya. Satu tim harus bermain 10 orang selama 10 menit, Anda tahu apa dampaknya terhadap sepak bola? Itu akan menghancurkannya."
Baca juga: Hasil Everton Vs Tottenham 2-2: Gol Larut Buyarkan Kemenangan Spurs
"Anda akan melihat satu tim bertahan dan mencoba membuang waktu selama 10 menit menunggu seseorang untuk kembali ke lapangan."
"Olahraga lainnya mencoba untuk mempercepat pertandingan dan tidak menambah repot, yang kami coba lakukan hanyalah sebaliknya karena alasan-alasan aneh ."
FA (PSSI-nya Inggris) dilaporkan akan mulai uji coba sistem "sin bins" ini di Piala FA pria dan wanita musim depan.
IFAB dikatakan bakal menerbitkan protokol detail pada Jumat ini dalam usaha sepak bola untuk meredam protes di sepak bola dan foul-foul sinis.
Jika disahkan, penerapan kartu biru akan menandai perubahan terbesar dalam manajemen disiplin pemain sejak kartu merah dan kuning mulai berlaku di Piala Dunia 1970.
IFAB pertama kali setuju pada bulan November untuk mengujinya di tingkat lebih tinggi dalam piramida sepak bola.
Kendati demikian, FIFA mengeluarkan pernyataan pada Jumat (9/2/2024) dini hari WIB bahwa semua pemberitaan soal kartu biru di level atas sepak bola itu masih "prematur".
"FIFA ingin mengklarifikasi bahwa laporan tentang apa yang disebut 'kartu biru' di level elite sepak bola adalah tidak benar dan prematur," cuit akun FIFA Media di X.
"Uji coba tersebut, jika dilaksanakan, harus dibatasi pada pengujian secara bertanggung jawab di tingkat lebih rendah, posisi yang ingin diulangi oleh FIFA ketika agenda ini dibahas pada RUPS IFAB pada tanggal 2 Maret."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.