KOMPAS.com - Pelatih Persebaya Surabaya satu pemahaman dengan PT Liga Indonesia Baru yang memutuskan menunda penerapan Video Assistant Referee (VAR) di Liga 1 Indonesia.
Sebelumnya PSSI dan PT LIB merencanakan akan menerapkan VAR pada lanjutan Liga 1 2023/2024 di bulan Februari ini.
Hubungan kerjasama pengadaan sudah terjalin dengan perusahaan penyedia teknologi ini. Disebutkan, PT LIB menggelontorkan 100 miliar rupiah untuk pengadaan 15 unit VAR.
Bersamaan dengan persiapan teknologi, sumber daya manusia juga ikut dipersiapkan.
Baca juga: Semifinal Piala Asia Yordania Vs Korsel, Taegeuk Warriors Lapar
Sejak Juli 2023 lalu puluhan wasit dan replay operator (RO) dipersiapkan melalui pelatihan dan seminar bersama dengan pakar dan penyedia VAR.
Namun pada saat-saat akhir sebelum hari-H penerapannya, PT LIB mengumumkan bahwa penggunaan VAR ditunda.
Alasannya karena wasit Indonesia masih belum mengantongi sertifikasi khusus untuk pengoperasian VAR.
Menanggapi hal tersebut, Paul Munster sepakat bahwa sumber daya manusia di Indonesia harus benar-benar dalam kondisi siap sebelum mengaplikasikan VAR.
Sebab teknologi video pembantu wasit ini bukanlah jalan instan untuk mengatasi semua masalah di lapangan.
Sebaliknya, ketidaksiapan dalam menggunakan teknologi ini justru akan menjadi kontroversi baru.
Hal itu ia lihat sendiri dari penerapan VAR di Thailand.
“Paling penting dalam penggunaan VAR kita benar-benar tepat dalam segala hal. Seperti di Thailand yang menjadi kontroversi,” ujar pelatih Irlandia Utara itu.
Baca juga: Persib Menanti VAR di Liga 1 2023-2024, demi Laga yang Lebih Adil
VAR adalah teknologi yang membantu wasit untuk meningkatkan akurasi dalam pengambilan keputusan.
Akan tetapi wasit tetap menjadi pengambil keputusan tertinggi yang menentukan sikap dalam insiden yang terjadi di dalam lapangan.
Salah satu contoh kasus adalah gol kedua Irak ke gawang Indonesia di ajang Piala Asia 2023, Senin (15/1/2024) lalu.
Gol tersebut menjadi kontroversi karena dalam prosesnya pemain Irak sudah offside terlebih dahulu.
Cek VAR sudah sempat dilakukan. Namun wasit tetap memutuskan pemain Irak dalam kondisi onside dan mengesahkan gol yang dicetak Osama Rashid.
Paul Munster pun berharap penerapan VAR di Indonesia bisa tepat sasaran, bukan malah memperkeruh keadaan.
“Jadi ketika bisa diturunkan harus benar-benar siap segala sesuatunya. Sehingga VAR bisa meningkatkan kualitas liga dan bisa lebih baik bukan sebaliknya,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.