Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koeman soal Xavi Mundur: Saya Pun Menderita, Stres karena Tekanan Klub

Kompas.com - 06/02/2024, 00:19 WIB
Eris Eka Jaya

Penulis

Sumber ESPN

KOMPAS.com - Mantan pelatih Barcelona, Ronald Koeman, mengatakan dia memahami keluhan Xavi Hernandez yang memutuskan mundur sebagai pelatih klub raksasa Catalan tersebut. 

Usai mengumumkan keputusan mundur dari Barcelona pada akhir musim ini, Xavi secara terbuka mengatakan tidak menikmati kehidupan sehari-hari sebagai pelatih kepala Barca.

Mantan pemain sekaligus legenda Barcelona itu pun merasa kurang dihargai atas pencapaiannya selama menjadi pelatih.

"Anda berjuang melawan banyak hal dan itu membuat lelah. Anda tidak menikmati hari demi hari. Bahkan, saya melihat itu pada para manajer yang telah meraih kemenangan di sini," ucap Xavi, dikutip dari ESPN

"Di klub lain, ada kompensasi. Arrasate (pelatih Osasuna) mengatakan kepada saya bahwa ia menikmati hari Senin hingga Jumat. Saya tidak, itulah perbedaan besar," tuturnya.

Baca juga: Alasan Xavi Mundur dari Barcelona: Tak Dihargai, Senin-Jumat Terasa Berat

Ronald Koeman, yang digantikan Xavi sebagai pelatih Barca pada November 2021, memahami kondisi tersebut.  

"Menjadi pemain Barcelona jauh lebih menyenangkan daripada menjadi pelatih. Saya menderita karena tekanan dan stres. Itu pekerjaan tersulit yang pernah saya lakukan," kata Koeman, yang juga mantan bek Barca, dikutip dari ESPN.

"Saya memahami Xavi. Dalam kasus saya, dibandingkan dengan Xavi, saya memiliki konflik dengan presiden klub (Joan Laporta)," ucapnya.

"Dalam kasus Xavi, sebagai orang Catalan dan legenda klub, dia juga menyadari menjadi pemain adalah hal yang sangat berarti, lebih menyenangkan dan indah daripada menjadi pelatih Barca," tutur Koeman.

Baca juga: Xavi Mundur dari Pelatih Barcelona Usai Barca Dilibas Villarreal

Koeman, yang kini menjadi pelatih tim nasional Belanda, menambahkan, media eksternal dan internal di Barca semakin memperumit pekerjaan tersebut.

"Dengan segala hormat, Xavi pernah menjadi pelatih di Qatar. Lalu, dia bergabung dengan Barcelona. Di sana, segalanya akan ada di 'tangan' Anda," ucapnya.

"Dia selalu dipuji, tetapi sekarang dia juga melihat sisi lain. Media 'menodongkan senjata' ke Anda dan situasi politik di klub juga tidak bagus. Masalahnya, terletak pada pimpinan klub," kata Koeman.

Saat melatih Barca, Koeman mengatakan bahwa dirinya menderita karena tekanan klub.

Baca juga: Dukungan Tanpa Syarat Guardiola untuk Xavi dan Barcelona

"Mereka harus memastikan seorang pelatih dapat berfungsi dengan baik," ucap Koeman.

"Saya belum pernah mengalami gangguan mental, tetapi saya telah menderita karena tekanan klub. Tidak menyenangkan saat anak-anak Anda menangis ketika Anda kalah, kemudian Anda juga merasakannya," tuturnya.

Adapun pada musim ini, Barcelona masih berpeluang meraih dua gelar musim ini, yaitu LaLiga dan Liga Champions.

Barcelona selanjutnya akan bertamu ke markas Deportivo Alaves di Stadion Mendizorroza pada Minggu (4/2/2024) pukul 00.30 WIB. 

Robert Lewandowski dkk saat ini menempati peringkat keempat klasemen Liga Spanyol dengan 47 poin di bawah Real Madrid (57 poin), Girona (55), dan Atletico Madrid (47). 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kurniawan Dwi Yulianto Menikmati Perkembangan Timnas Indonesia di Piala Asia U23

Kurniawan Dwi Yulianto Menikmati Perkembangan Timnas Indonesia di Piala Asia U23

Timnas Indonesia
Pengamat Australia Sorot Kemenangan Impresif Timnas U23 Indonesia

Pengamat Australia Sorot Kemenangan Impresif Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Pengamat Tanah Air Bedah Kans Timnas U23 Indonesia di Semifinal

Pengamat Tanah Air Bedah Kans Timnas U23 Indonesia di Semifinal

Timnas Indonesia
Uber Cup 2024, Indonesia Vs Hong Kong Tanpa Apriyani/Fadia

Uber Cup 2024, Indonesia Vs Hong Kong Tanpa Apriyani/Fadia

Badminton
Alasan Staf STY Pilih Nyanyi Indonesia Raya Saat Lawan Korea Selatan

Alasan Staf STY Pilih Nyanyi Indonesia Raya Saat Lawan Korea Selatan

Timnas Indonesia
Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

Timnas Indonesia
Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Timnas Indonesia
Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Badminton
Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang 'Gila Kontrol'

Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang "Gila Kontrol"

Liga Inggris
KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

Internasional
Timnas Indonesia 'Dikepung' Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia "Dikepung" Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas Indonesia
Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Liga Inggris
Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Sports
Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com