KOMPAS.com - Suatu insiden yang melibatkan kedua tim partisipan dan tuan rumah Arab Saudi menyebabkan laga final Piala Turki antara Galatasaray dan Fenerbahce ditunda.
Pertandingan seharusnya bergulir di Stadion Al-Awwal, Riyadh, Arab Saudi, pada Sabtu (30/12/2023) dini hari WIB ini.
Akan tetapi, laga batal bergulir setelah otoritas setempat menolak pertandingan bergulir setelah pemain-pemain Galatasaray dan Fenerbahce rencana datang ke laga dengan memakai baju dengan muka Mustafa Kemal Ataturk, penemu Turki modern.
Mereka juga berencana membawa spanduk "Damai di rumah, damai di dunia" yang merupakan kata-kata Ataturk.
BBC menjelaskan, Ataturk merupakan sosok yang meluncurkan reformasi-reformasi sosial dan politik yang membawa modernisasi ke Turki.
Baca juga: Steven Gerrard di Tengah Krisis Kemenangan di Liga Arab Saudi
Beberapa reformasi tersebut menyangkut emansipasi wanita, pengenalan hukum-hukum Barat dan beberapa hal lain seperti kalender dan alfabet.
Menurut Riyadh Season, penyelenggara laga, kedua tim tidak mematuhi kesepakatan sebelum laga dengan menampilkan isu-isu politik.
"Kami sangat menantikan untuk menggelar pertandingan tepat waktu sesuai dengan peraturan dan regulasi sepak bola internasional yang mengharuskan olahraga ini disajikan tanpa slogan-slogan di luar cakupannya," tulis pernyataan resmi mereka.
"Terutama, karena hal ini telah didiskusikan dengan federasi Turki dalam rangka rapat persiapan pertandingan."
"Terlepas dari kesepakatan ini, sangat disayangkan bahwa kedua tim tidak mematuhi apa yang telah disepakati, yang menyebabkan pertandingan tidak dapat dilaksanakan."
Kedua tim kembali ke Turki pada hari Sabtu. Mereka disambut oleh ratusan suporter yang bersorak-sorai yang berkumpul di luar bandara Istanbul dan Sabiha Gokcen, melambai-lambaikan bendera Turki dan memegang gambar Ataturk.
Baca juga: Ronaldo Sepenuh Hati, Benzema Disebut Cuma Main-main di Arab Saudi
Keputusan untuk mengadakan partai antara dua raksasa Turki tersebut di Arab Saudi mendapat kritikan besar. Apalagi, 2023 adalah peringatan 100 tahun berdirinya Republik Turki modern.
Sebuah pernyataan bersama dari Federasi Sepak Bola Turki dan klub-klub mengatakan bahwa final "ditunda hingga waktu yang belum ditentukan" dengan alasan "gangguan organisasi", dan berterima kasih kepada Arab Saudi atas upayanya dalam mengorganisir pertandingan.
Arab Saudi menunjukkan ambisi besar bergerak dalam beberapa tahun terakhir untuk menggelar pertandingan dan turnamen internasional, mulai dari Formula 1, tinju, hingga sepak bola ini.
Negara kaya minyak itu juga bergerak aktif menjelang Piala Dunia pria yang akan diselenggarakan pada 2034.
Selain Turki, Spanyol dan Italia akan menggelar Piala Super mereka di Arab Saudi pada bulan Januari.
Sebelumnya, laporan media mengklaim bahwa lagu kebangsaan Turki tidak akan dimainkan dan bendera Turki tidak akan diizinkan di stadion, namun para pejabat Turki membantah laporan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.