MALANG, KOMPAS.com - Rasa tanggung jawab yang besar membantu pelatih Arema FC, Javier Roca, beranjak dari kemuraman tragedi Stadion Kanjuruhan.
Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 134 orang tersebut meninggalkan bekas yang mendalam dalam diri Javier Roca.
Apalagi, Javier Roca melihat langsung beberapa korban meninggal di hadapan matanya.
Namun, di saat yang sama, pikirannya menerawang jauh, sadar ada banyak hal yang bisa dikerjakan.
Kesadaran itu menjadikan Javier Roca enggan terus berkubang dalam kesedihan.
“Saya bukan orang kuat bukan orang yang pintar atau apa. Tapi, saya lebih menilai saya tidak punya waktu untuk bersedih, tidak punya waktu untuk trauma atau apa pun itu,” ujar Javier Roca dalam konferensi pers di Kandang Singa sebutan Kantor Arema FC, Sabtu (22/10/2022) siang.
Baca juga: Pemulihan Trauma Pemain Arema FC, Psikolog Dampingi sampai Lapangan
Posisi sebagai pemimpin juga memaksa Javier Roca untuk lebih tegar daripada anggota tim Arema FC lainnya.
“Karena yang pertama, karena tanggung jawab ke pemain. Kalau saya yang kena pasti kan susah untuk atur atau untuk kasih semangat ke pemain. Jalani tugas seperti biasa,” tutur Javier Roca.
Selain itu, masa berkabung tragedi Kanjuruhan mau tak mau membuat banyak program Arema FC tertunda. Sejumlah program menumpuk dan masih menunggu untuk diselesaikan.
“Kalau ada latihan di lapangan, ya saya ke lapangan. Kalau tidak ada, ya saya ke kantor, karena banyak sesuatu yang saya kerjakan,” tutur Javier Roca, pelatih yang menjunjung tinggi kedisiplinan.
Baca juga: Gali sampai Akar, Komnas HAM Kembali ke Malang Minta Keterangan Arema FC
“Saya lagi mengerjakan dengan beberapa staf tim pelatih untuk lakukan filosofi Arema 'Malangan', untuk bisa kami atur dengan pertama filosofi klub, metodologi latihan dari senior sampai junior,” ujar Javier Roca menambahkan
Di sisi lain, menyibukkan diri adalah salah satu jalan terapi yang diambil Javier Roca untuk mengatasi trauma selepas terjadinya tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 silam.
Menjaga pikiran tetap sibuk dirasa Javier Roca akan membantu mengalihkan ingatan pilu atas tragedi Kanjuruhan.
Rasa tanggung jawab yang besar juga menjadi bagian terapi untuk membuatnya bangkit secara mandiri.
“Mungkin akan kedengaran terlalu dingin, tapi kami tetap berjalan pelan-pelan dengan sedih dan luka di hati, tapi kami harus tetap berjalan,” kata Javier Roca mengakhiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.