Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benang Merah Tragedi Kerusuhan Kanjuruhan

Kompas.com - 04/10/2022, 12:40 WIB
Ahmad Zilky,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sepak bola Indonesia berduka setelah pertandingan yang mempertemukan Arema FC vs Persebaya Surabaya menelan korban jiwa.

Laga Arema FC vs Persebaya Surabaya masuk dalam rangkaian pekan ke-11 Liga 1, kasta tertinggi Liga Indonesia 2022-2023 .

Adapun pertandingan Arema FC vs Persebaya yang berakhir 2-3 untuk kemenangan Bajul Ijo sudah rampung bergulir di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022).

Duel bertajuk derbi Jatim itu menyimpan pilu. Sebab, 125 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat tragedi itu.

Baca juga: Pelatih Arema Hancur Lihat Tragedi Kanjuruhan: Jika Kami Imbang...

Semuanya bermula saat oknum suporter Arema FC, Aremania, turun ke lapangan seusai peluit panjang dibunyikan.

Pasukan keamanan berusaha meredam situasi. Namun, mereka malah menembakkan gas air mata yang sejatinya dilarang penggunaannya oleh FIFA.

Larangan itu tertuang dalam regulasi FIFA pasal 19 poin b tentang pengamanan dan keamanan stadion (FIFA Stadium Safety and Security Regulation).

Akibat terpapar gas air mata, suporter mulai berdesak-desakkan, sehingga menyebabkan korban jiwa.

Baca juga: Kisah Aremanita di Kanjuruhan, Berjuang Hindari Gas Air Mata

Koordinator Presidium Demokrasiana Institut, Zaenal Abidin Riam, menuturkan bahwa harus ada pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa tragis tersebut.

“Ini bukan waktunya untuk lepas tangan dan cuci tangan,” ucap Zaenal Abidin Riam di Jakarta, Senin (3/10/2022), dalam keterangan yang diterima Kompas.com.

“Secara umum, penyelennggaraan liga sepak bola merupakan tanggung jawab PSSI,” tambah Zaenal Abidin Riam.

“Dalam menjalankan tanggung jawab tersebut, PSSI kemudian menugaskan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai badan teknis yang mengurus liga,” tutur dia.

Ia menambahkan bahwa PT LIB membentuk panitia pelaksana yang bekerja sama dengan klub tuan rumah untuk memastikan jalannya setiap pertandingan.

“Dalam hal pelaksanaan, demi menjaga keamanan dan ketertiban, maka panitia pelaksana bekerja sama dengan pihak kepolisian dan jajaran TNI setempat untuk mengamankan jalannya pertandingan,” ucap dia.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan: Arhan, Tokyo Verdy, dan Ucapan Duka Tiga Bahasa

Jika menilik dari alur penyelenggaraan liga, Zaenal Abidin menilai bahwa PSSI merupakan pihak paling bertanggung jawab atas jalannya liga sepak bola di Indonesia.

“Oleh sebab itu, tragedi yang memakan ratusan korban jiwa di Kanjuruhan Malang ini tidak bisa dilepaskan dari tanggung jawab PSSI sebagai lembaga induk sepak bola di Indonesia,” tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com