Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

90 Hari Jelang Piala Dunia 2022: Maracanazo, Kala Kapten Uruguay Kencingi Arogansi Brasil

Kompas.com - 22/08/2022, 14:00 WIB
Benediktus Agya Pradipta,
Sem Bagaskara

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pesta sepak bola terakbar, Piala Dunia, kembali digelar pada 1950 di Negeri Samba, Brasil, setelah dua edisi sebelumnya (1942 dan 1946) batal terlaksana akibat Perang Dunia II.

Brasil selaku tuan rumah dinaungi optimisme dan kepercayaan diri ketika menyambut kembalinya pergelaran Piala Dunia tersebut.

Namun, tak ada yang menduga, mereka justru terperangkap dalam pesta semu di rumah sendiri.

Impian mereka untuk menjadi juara Piala Dunia runtuh pada akhir laga yang kini dikenang dengan sebutan Maracanazo. Di balik lara rakyat Brasil, terdapat peran krusial kapten timnas Uruguay, Obdulio Varela.

Maracanazo merupakan sebutan untuk pertandingan penentu Piala Dunia 1950 antara Brasil dan Uruguay yang berlangsung di Stadion Maracana, Rio de Janeiro.

Baca juga: 91 Hari Jelang Piala Dunia 2022: Tragedi Maracanazo, Brasil Mendahului Takdir

Kala itu, Brasil diunggulkan untuk memetik kemenangan. Sebab, sebelumnya mereka telah meraih hasil meyakinkan pada dua laga pembuka di putaran final kontra Swedia (7-1) dan Spanyol (6-1).

Akan tetapi, Uruguay yang susah payah menang atas Swedia (3-2) dan meraih hasil imbang ketika bersua Spanyol (2-2) mampu mencuri panggung dan mengambil alih pesta di Stadion Maracana.

Adapun putaran final Piala Dunia 1950 digelar dengan sistem round robin. Artinya, empat tim yang lolos setelah menjadi juara grup pada babak pertama akan saling bertanding untuk mengumpulkan poin tertinggi dan menjadi kampiun.

Brasil ketika itu hanya perlu menahan imbang Uruguay pada laga terakhir putaran final untuk mengunci gelar juara Piala Dunia 1950. Sementara, Uruguay wajib memetik kemenangan.

Baca juga: Piala Dunia 2022: Nomor 9 Brasil dan Misi Pembalasan Gabriel Jesus

Situasi itu sejatinya menguntungkan bagi Brasil. Namun, Uruguay yang tak diunggulkan justru membungkam tuan rumah dengan skor 2-1. Mereka pun berhak meraih gelar juara Piala Dunia untuk kali kedua setelah mengukir prestasi serupa pada edisi perdana (1930).

Di sisi lain, Brasil yang ketika itu belum pernah mencicipi gelar juara Piala Dunia harus menunggu lebih lama untuk mengangkat trofi Jules Rimet.

Kapten timnas Uruguay, Obdulio Varela, menjadi salah satu aktor di balik peristiwa mengejutkan tersebut. 

Dia membangkitkan motivasi rekan-rekannya dengan cara yang terbilang berani dan nyentrik menjelang laga penentu kontra Brasil.

Baca juga: 99 Hari Jelang Piala Dunia 2022: Hector Castro, Pahlawan Satu Tangan Uruguay di Piala Dunia 1930

Kisah Obdulio Varela Kencingi Koran Brasil

Sejumlah pihak di kubu Uruguay menatap laga penentu Piala Dunia 1950 kontra Brasil dengan pemikiran "nothing to lose".

Namun, tidak demikian dengan Obdulio Varela selaku sosok senior dan kapten di timnas Uruguay. Dia terkenal gigih di dalam lapangan dan memiliki karakter kuat ketika memimpin rekan-rekannya.

These Football Times menulis, Obdulio Varela tidak hanya memimpin rekan setimnya lewat perkataan, tetapi juga perbuatan.

Hal itu terbukti ketika dirinya tetap berambisi memenangi laga penentu kontra Brasil. Padahal, sejumlah pihak di kubu Uruguay tampak pasrah dan tak masalah jika timnya takluk dari tuan rumah.

Obdulio Varela pun menunjukkan jiwa kepemimpinannya pada hari H laga penentuan kontra Brasil, 16 Juli 1950.

Baca juga: 92 Hari Jelang Piala Dunia 2022: Mitos India Tampil Telanjang Kaki

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil PSG vs Dortmund 0-1 (agg. 0-2): Die Borussen Tembus Final Liga Champions

Hasil PSG vs Dortmund 0-1 (agg. 0-2): Die Borussen Tembus Final Liga Champions

Liga Champions
Link Live Streaming PSG Vs Dortmund, Kickoff 02.00 WIB

Link Live Streaming PSG Vs Dortmund, Kickoff 02.00 WIB

Liga Champions
DXI Community Camp, Rumah Komunitas Pencinta Olahraga Ekstrem Jalin Relasi

DXI Community Camp, Rumah Komunitas Pencinta Olahraga Ekstrem Jalin Relasi

Sports
Perjalanan Berliku Persija di Liga 1, Thomas Doll Ungkap Penyebabnya

Perjalanan Berliku Persija di Liga 1, Thomas Doll Ungkap Penyebabnya

Liga Indonesia
Eks Juventus Ingin Juara di Persib, Tak Sabar Tampil di Championship Series

Eks Juventus Ingin Juara di Persib, Tak Sabar Tampil di Championship Series

Liga Indonesia
Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Liga Indonesia
Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Timnas Indonesia
5 Momen 'Buzzer Beater' Historis di Playoff NBA

5 Momen "Buzzer Beater" Historis di Playoff NBA

Sports
Indonesia Vs Guinea, Saat Garuda Lebih 'Panas' dari Sang Gajah...

Indonesia Vs Guinea, Saat Garuda Lebih "Panas" dari Sang Gajah...

Timnas Indonesia
Piala Asia U17 Putri 2024: Claudia Scheunemann dkk Tingkatkan Kecepatan

Piala Asia U17 Putri 2024: Claudia Scheunemann dkk Tingkatkan Kecepatan

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Tantangan Persiapan 72 Jam

Indonesia Vs Guinea: Tantangan Persiapan 72 Jam

Timnas Indonesia
Persib Tatap Championship Series, Gim Internal untuk Jaga Kebugaran

Persib Tatap Championship Series, Gim Internal untuk Jaga Kebugaran

Liga Indonesia
PSG Vs Dortmund: Enrique Tebar Ancaman, Ingin Cetak 2 Gol dalam 3 Detik

PSG Vs Dortmund: Enrique Tebar Ancaman, Ingin Cetak 2 Gol dalam 3 Detik

Liga Champions
Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade 2024

Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade 2024

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com