Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legenda Persib Anggap Wajar Bobotoh Desak Robert Mundur

Kompas.com - 08/08/2022, 23:20 WIB
Adil Nursalam,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kelompok suporter Persib Bandung, Viking Persib Club, berencana melakukan aksi unjuk rasa di kantor Persib Jl Sulanjana pada Rabu (10/8/2022).

Rencana demonstrasi itu merupakan dampak dari hasil buruk Persib Bandung dalam mengawali Liga 1 2022-2023.

Diperkirakan, sekitar 5.000 orang akan datang melakukan aksi tersebut.

Viking Persib akan mendesak pelatih kepala Robert Rene Alberts mundur dari kursi pelatih.

Mereka juga ingin adanya perbaikan dan flexibilitas sistem ticketing dalam laga kandang Persib.

Maung Bandung, julukan Persib, gagal menyuguhkan permainan terbaik dalam tiga laga perdana Liga 1 2022. Pasalnya, mereka belum menuai kemenangan.

Persib ditahan imbang Bhayangkara FC 2-2 pada laga pertama. Kemudian, mereka kalah 1-4 ketika menjamu Madura United, sebelum dilibas Borneo FC Samarinda 1-4 dalam lawatan ke Stadion Segiri.

Baca juga: Sikap Tegas Kelompok Suporter Persib: #ReneOut hingga Ancam Turun ke Jalan

Mantan kapten Persib, Atep, mengakui bahwa Persib melakukan start buruk. Padahal, Persib digadang-gadang menjadi salah satu kandidat juara.

Apalagi, Maung Bandung memiliki materi pemain yang mumpuni. Kenyataannya, permainan tim tak sesuai harapan.

“Start yang buruk dari tiga pertandingan baru satu poin, tim sekelas Persib apalagi dengan persiapan yang cukup baik dengan materi pemain timnas, lokal maupun asing, menurut saya tidak sewajarnya dapat 1 poin dari tiga pertandingan,” ujar Atep.

Atep yang pernah membela Persib lebih dari 10 musim, memandang ada yang tidak beres di skuad Persib. Taktik pelatih Robert Rene Alberts justru tidak berjalan. 

Dalam beberapa kesempatan, sang pelatih tidak mampu mengubah taktik yang dibutuhkan di tengah jalannya pertandingan.

Baca juga: 9 Gol Bersarang, Persib Catat Angka Kebobolan Tertinggi Mengawali Liga 1

“Apalagi di kandang saja kalah itu artinya ada yang salah, ada yang harus diperbaiki. Melihat dari taktik dan strategi sepertinya dari tiga pertandingan itu tidak berjalan. Saya tidak tahu ya dari persiapannya seperti apa,” kata Atep. 

Kerja sama antarpemain pun tidak berjalan baik. Tak ada chemistry, terkesan bermain dengan kualitas individu masing-masing.

“Tapi dengan pemain yang sangat berpengalaman di level timnas sepertinya ada ketidakjalanan chemistry di setiap pemain sehingga bermainnya juga secara individu, jadi teamwork tidak berjalan,” ungkap Atep.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com