KOMPAS.com - Harry Kane bisa menjadi seperti legenda Italia, Paolo Rossi, yang mengawali partisipasi di sebuah ajang besar dengan lamban, tapi pada akhirnya meledak dan sukses mengangkat trofi kejuaraan.
Jelang duel 16 besar antara Inggris vs Jerman pada 29 Juni silam, media Italia, La Gazzetta dello Sport, membuat sebuah komparasi menarik.
Media asal Kota Milano yang identik dengan warna merah muda tersebut menyebut potensi striker Inggris, Harry Kane, untuk mereplika pencapaian istimewa pahlawan Italia saat juara Piala Dunia 1982, Paolo Rossi.
Sebagai latar belakang, Paolo Rossi merupakan top skor dan figur sentral Italia kala menjuarai Piala Dunia 1982 via torehan enam gol.
Namun, sejatinya Paolo Rossi tak mengawali turnamen dengan mantap. Ia gagal bikin gol dalam tiga laga Italia di fase grup pertama Piala Dunia 1982.
Baca juga: Rating Pemain Inggris Saat Libas Ukraina - Kejamnya Harry Kane
Paolo Rossi baru membuka rekening golnya pada laga kelima Italia di Piala Dunia 1982.
Setelah itu, Paolo Rossi tak tertahankan sampai akhirnya mengantar Gli Azzurri melibas Jerman Barat 3-1 di laga final.
Nah, start Harry Kane di Euro 2020 mirip-mirip dengan Rossi. Harry Kane juga seret gol dalam tiga partai Inggris di fase grup.
Bahkan, pelatih Inggris, Gareth Southgate sampai menarik keluar Kane dalam partai kedua Grup D kontra Skotlandia.
Peruntungan Harry Kane akhirnya benar-benar berubah saat Piala Eropa 2020 memasuki fase gugur.
Harry Kane sukses membuka rekening gol dengan sekali menjebol gawang Jerman dalam kemenangan 2-0 yang dipetik Inggris pada fase 16 besar.
Baca juga: Star of The Match Ukraina Vs Inggris: Malam Fantastis Harry Kane...
Grafik performa striker Tottenham Hotspur itu seperti terus menanjak. Pada babak perempat final, sepasang gol Harry Kane mengantar Inggris mencukur Ukraina 4-0.
Alhasil, Harry Kane pun menatap perjumpaan kontra Denmark di fase semifinal Euro 2020, Kamis (8/7/2021) dengan kepercayaan diri tinggi.
Pria 27 tahun tersebut mengaku banyak belajar dari pengalaman pahit di Piala Dunia 2018.
Kala itu, Kane mengakhiri turnamen sebagai top skor. Namun, ia menyesal karena gol-golnya tak banyak membantu Inggris di fase krusial.