Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Buntut Liga Inggris Pertahankan Alasan Rumahkan Pegawai

Kompas.com - 26/04/2020, 10:00 WIB
Firzie A. Idris

Penulis

KOMPAS.com - Norwich City mempertahankan keputusan untuk merumahkan para pegawai non bermain di tengah pandemi virus corona.

Norwich mengutarakan bahwa keuangan klub bisa merugi hingga 35 juta pound atau hampir 700 miliar rupiah dengan kompetisi yang tengah berhenti sejak medio Maret 2020.

Norwich kini duduk di peringkat buntut Liga Inggris, terpaut enam poin dari zona aman dengan delapan laga tersisa. 

Tim yang baru saja promosi ke Premier League, kasta teratas Liga Inggris, tersebut mengatakan bahwa langkah merumahkan para pegawai mereka tersebut adalah demi kesehatan keuangan klub.

"Keputusan yang kami ambil adalah demi kepentingan terbaik klub dan para staff," tutur chief operating officer Norwich, Ben Kensell, kepada BBC.

Baca juga: Ilmu dari Alex Ferguson Jadi Modal Berharga Solskjaer Raih Gelar Liga Inggris

"Kami selalu transparan bahwa klub ini beroperasi mandiri secara keuangan. Perputaran uang kami adalah 123 juta pound. Sebesar 93 juta pound dari jumlah itu adalah uang hak siar dan kami telah menghabiskan 125 juta pound musim ini," tuturnya.

"Pada akhirnya, jika kami punya aliran uang cukup untuk tak mengambil skema tersebut, seperti semua klub bola lain, kami juga tak ingin," lanjutnya.

Norwich memperkirakan bahwa mereka bakal kehilangan 9 juta pound tambahan apabila enam pertandingan kandang tersisa harus dimainkan di belakang pintu tertutup.

Pun, klub ditaksir bakal kembali menderita kerugian 10-25 juta pound sebagai kompensasi Premier League ke pihak penyiar.

Norwich dan Newcastle adalah dua klub Premier League yang memakai skema Coronavirus Retention Scheme dari Pemerintah Inggris.

Baca juga: Legenda Hidup MU Tak Ingin Liga Inggris Berlanjut Terburu-buru

Lewat skema tersebut, sekitar 200 karyawan Norwich akan mendapat gaji 80 persen yang dibayarkan Pemerintah Inggris dan klub membayar 20 persen sisanya.

Mereka yang mendapatkan bantuan pemerintah tersebut tak boleh bekerja bagi atasan/perusahaan mereka selama masa ini.

Liverpool, Tottenham, dan Bournemouth tadinya menggunakan skema sama akan tetapi mereka memutar balik keputusan tersebut setelah mendapat kritik dari berbagai pihak.

"Kami menjalankan bisnis dan tidak ingin ada pengurangan pegawai. Kami tahu bakal mendapat kritik tetapi pandangan kami tak bakal berubah. Kami percaya bahwa kami melakukan ini karena alasan tepat," tuturnya.

"Kami punya pemilik terbaik di sepak bola. Ini fakta. Kami memang tidak punya pemilik terkaya tetapi kami berpikir bahwa kami melakukan banyak hal dengan cara benar," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Milan Vs Genoa 3-3: Ultras Aksi Bisu, Rossoneri Tertahan

Hasil Milan Vs Genoa 3-3: Ultras Aksi Bisu, Rossoneri Tertahan

Liga Italia
Hasil Liverpool Vs Tottenham: Api Salah, Hujan 6 Gol, The Reds Menang

Hasil Liverpool Vs Tottenham: Api Salah, Hujan 6 Gol, The Reds Menang

Liga Inggris
Timo Scheunemann Lihat Bakat Putri Potensial di MilkLife Soccer Challenge 2024

Timo Scheunemann Lihat Bakat Putri Potensial di MilkLife Soccer Challenge 2024

Sports
Hasil Final Thomas dan Uber Cup 2024: Indonesia Runner-up, China Kawinkan Gelar

Hasil Final Thomas dan Uber Cup 2024: Indonesia Runner-up, China Kawinkan Gelar

Badminton
Hasil Chelsea Vs West Ham 5-0: The Blues Pesta Gol, Lewati Man United

Hasil Chelsea Vs West Ham 5-0: The Blues Pesta Gol, Lewati Man United

Liga Inggris
Final Piala Thomas 2024: Jonatan Berusaha Melawan, demi Kebanggaan Bangsa

Final Piala Thomas 2024: Jonatan Berusaha Melawan, demi Kebanggaan Bangsa

Badminton
Hasil Final Thomas Cup 2024, Indonesia Runner-up Usai Fikri/Bagas Kalah

Hasil Final Thomas Cup 2024, Indonesia Runner-up Usai Fikri/Bagas Kalah

Badminton
Aji Santoso: Marselino Punya Bakat Komplet untuk Jadi Pemain Besar

Aji Santoso: Marselino Punya Bakat Komplet untuk Jadi Pemain Besar

Timnas Indonesia
Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Menang, Jaga Asa Indonesia

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Menang, Jaga Asa Indonesia

Badminton
Final Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Akui Lawan Lebih Berani dan Cerdik

Final Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Akui Lawan Lebih Berani dan Cerdik

Badminton
Hasil Final Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Kalah, Indonesia 0-2 China

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Kalah, Indonesia 0-2 China

Badminton
Alasan Staf Kemenpora Bocorkan Diskusi dengan Mancini soal Marselino dkk

Alasan Staf Kemenpora Bocorkan Diskusi dengan Mancini soal Marselino dkk

Timnas Indonesia
Final Thomas Cup 2024, Ginting: Saya Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Final Thomas Cup 2024, Ginting: Saya Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Badminton
Cerita di Balik Marselino dkk Curi Perhatian Roberto Mancini dan Asistennya

Cerita di Balik Marselino dkk Curi Perhatian Roberto Mancini dan Asistennya

Timnas Indonesia
Hasil Final Piala Thomas 2024: Ginting Takluk dari Shi Yu Qi, Indonesia 0-1 China

Hasil Final Piala Thomas 2024: Ginting Takluk dari Shi Yu Qi, Indonesia 0-1 China

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com