Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Pemain PSM Makassar Soal Pemotongan Gaji dan Sisi Lain Pesepak Bola

Kompas.com - 04/04/2020, 22:10 WIB
Suci Rahayu,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Berdasarkan surat keputusan PSSI mengenai masa tanggap darurat Covid-19, pihak klub berkewajiban membayar 25 persen dari total nilai kontrak pemain selama masa force majeur yang ditetapkan.

Artinya, para pemain Shopee Liga 1 2020 akan mengalami pemotongan gaji sebanyak 75 persen dari total nilai kontrak untuk empat bulan yakni Maret, April, Mei dan Juni.

Pemain senior PSM Makassar, Dedy Gusmawan, legowo dengan keputusan ini karena dia menyadari semua pihak sedang dalam masa sulit.

”Kami sebagai pemain bola tidak jauh berbeda dengan pekerja-pekerja lainnya yang harus mengikuti prosedur yang tertulis di kontrak,” katanya kepada KOMPAS.com.

Baca juga: Xavi Hernandez Samai Donasi Fantastis Lionel Messi untuk Pandemi Virus Corona

Dedy Gusmawan mengatakan topik gaji semacam itu hanya sebagian kecil sisi lain seorang pesepak bola Shopee Liga 1 2020.

Sebagai seorang yang sudah makan asam garam di dunia sepakbola, dia mengatakan para pemain tidak lepas dari hingar bingar pemberitaan.

Pesepak bola dianggap sebagai figur publik, terkenal, memiliki gaji besar, harta melimpah, serta membuat iri banyak orang.

Akan tetapi, di balik kilau tersebut, pesepak bola juga memilki sisi lain yang tidak semua orang tahu.

Ada pengorbanan besar dan juga jalan terjal yang dialami seorang pemain.

“Sebenarnya tidak ada yang mau dibayar 25 persen, gaji telat, dan cedera, Namun, itulah seni dari sisi lain sepak bola yang menurut saya tidak ada di profesi lain,” ucap pemain berusia 34 tahun tersebut.

Baca juga: Pertemuan Serie A Buntu, Liga Italia Belum Menemukan Tanggal Kembali

“Kita semua tahu enaknya menjadi pemain sepak bola: hobi yang dibayar, tidur enak di hotel mewah, makan enak, pergi keliling Indonesia tanpa harus bayar pesawat,” imbuhnya.

"Nah, sisi negatifnya seperti saat ini, gaji telat, cedera, dan tantangan-tantangan lannya."

Dedy Gusmawan meyakini masa-masa ini adalah bagian dari sisi lain yang harus dijalani seorang pesepak bola.

Rasa ikhlas dan bersyukur menjadi kunci untuk bisa melewati semua rintangan yang tidak mudah sepanjang pandemi virus corona.

Baginya, sebesar apapun kenikmatan yang didapat tidak akan terasa berkahnya apabila tidak disyukuri.

Terakhir, Dedy Gusmawan menitipkan wejangan kepadan pemain-pemain muda agar tetap kuat di situasi saat ini. 

“Kepada para pemain muda, kejar terus angan-angan untuk bermain di ligadan berakhir di Timnas. Ini adalah pekerjaan mulia, memberikan kesenangan, dan hobi yang dibayar. Jadi jalani dengan ikhlas, berusaha sekiat tenaga dan jangan lupa bersyukur,” pungkasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com