LIB Larang Klub Disponsori Situs Judi, Minuman Beralkohol, dan Rokok

KOMPAS.com - PT. Liga Indonesia Baru (LIB) mengambil keputusan terkait sponsor yang ada di jersey peserta kompetisi. 

Peluncuran Shopee Liga 1 2020 itu baru saja digelar pada Senin (24/2/2020), sore WIB, di Hotel Faimort, Jakarta.

Dalam launching tersebut selain mengadakan jumpa pers, juga menggelar parade jersey klub Liga 1 2020.

Baca juga: Jelang Liga 1 2020, Persib Fokus Pembentukan Tim Terbaik

Pada parade jersey klub Liga 1, ada satu klub Liga 1 yang menarik perhatian. Klub tersebut ada tim asal kota Bogor, Persikabo.

Pada parade tersebut, jersey Persikabo terdapat sponsor rumah judi online yang bernama SBOTOP.

Klub berjuluk Laskar Padjajaran itu memperkenalkan SBOTOP sebagai salah satu sponsor utama mereka untuk kompetisi Liga 1 2020 yang akan digelar beberapa hari lagi.

Namun, hal tersebut mendapat respons dari PT. Liga Indonesia Baru mengenai penegasan implementasi peraturan nasional terkait sponsor industri olahraga.

PT. Liga Indonesia Baru itu menyampaikan penegasan kembali sesuai peraturan pemerintah yang berlaku.

LIB tidak mengizinkan klub yang berpatisipasi pada kompetisi resmi yang dikelola LIB untuk menjalin kerjasama komersial dengan produk yang berkaitan langsung dengan brand rokok, minuman beralkohol dan situs perjudian.

Adapun landasan peraturan nasional terkait sponsor industri olahraga.

Baca juga: Menpora Dukung Penuh Bergulirnya Liga 1 2020, Suporter Jadi Sorotan

Berikut landasan peraturan terkait sponsor industri olahraga:

1- Undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik, Pasal 27 Ayat 2.

2- PP No. 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan.

3- PEPRES No. 74 tahun 2013 tentang pengendalian dan pengawasan minuman beralkohol.

4- PERMENDAG No. 20 tahun 2014 tentang pengendalian dan pengawasan terhadap pengadaan, peredaran, dan penjualan minuman beralkohol.

5- Hasil rapat koordinasi POLRI dan PSSI pada tanggal 20 Februari 2020 dan hasil rapat koordinasi Satgas Anti Mafia Bola dan PSSI pada tanggal 25 Februari 2020 mengatakan klub yang tetap melakukan ikatan kerja sama dengan pihak yang telah dilarang pada peraturan sebagaimana tersebut, hal itu merupakan tanggung jawab klub sepenuhnya.