Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terseretnya Nama Bloomberg dalam Polemik KPAI Vs PB Djarum

Kompas.com - 12/09/2019, 19:20 WIB
Alsadad Rudi,
Ferril Dennys

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polemik yang terjadi antara Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan PB Djarum seputar audisi bulu tangkis menyeret nama pihak asing, yakni Bloomberg.

Di jagad media sosial, Bloomberg dituduh berada di balik sikap KPAI yang melarang penggunaan logo, merek, dan brand image Djarum di kegiatan audisi bulu tangkis.

Bloomberg merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dan media asal Amerika Serikat.

Perusahaan tersebut memang punya beberapa program filantropi, salah satunya konsen di bidang kesehatan masyakarat, khususnya mencegah anak-anak terpapar dari tembakau atau Tobacco-Free Kid.

Untuk menyukseskan program filantropi-nya itu, Bloomberg memang gencar menyuntikan dana ke banyak negara, khususnya negara miskin dan berkembang, tak terkecuali Indonesia.

Walau demikian, Ketua KPAI, Susanto menegaskan pihaknya tidak menerima dana dari Bloomberg.

"Kami perlu tegaskan tidak satu rupiah pun KPAI mendapatkan dana itu. Nanti dicek saja," kata Susanto, di Kantor Kemenpora, Jakarta, Kamis (12/9/2019).

Baca juga: Soal Audisi Djarum, KPAI Harap Publik Tak Salah Persepsi

Di situs resmi Bloomberg Initiative memang tak tertera nama KPAI dalam daftar penerima dana.

Berbeda dengan Yayasan Lentera Anak yang masuk daftar.

Ketua Yayasan Lentera Anak, Lisda Sundari, mengakui organisasinya mendapat dana dari perusahaan milik Michael Bloomberg itu.

Michael Bloomberg tercatat pernah menjabat sebagai Wali Kota New York selama beberapa kali dari periode 2002-2013.

Saat menjadi orang nomor satu di kota terbesar di AS itu, Bloomberg gencar menerapkan kebijakan-kebijakan antirokok.

Bidang kesehatan publik juga selalu menjadi isu yang ia bawa setiap maju dalam pencalonan.

Baca juga: PB Djarum Copot Logo-Merek untuk Audisi 2019, Audisi 2020 Belum Pasti

Saat menjadi pembicara di suatu acara, Bloomberg pernah secara terang-terangan mengungkapkan alasannya memerangi rokok.

Menurut Bloomberg, ada begitu banyak orang di negara miskin yang meninggal dunia akibat rokok.

“Orang-orang itu (perusahaan rokok) setiap harinya mencoba membunuh orang miskin di seluruh dunia demi keuntungan mereka sendiri," kata Bloomberg dikutip dari Business Insider.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com