LONDON, Kompas.com - Para pendukung klub sepakbola atau timnas yang melakukan tindak pelecehan rasial seharusnya mendapat hukuman denda yang lebih besar dan klubnya dikeluarkan dari kompetisi.
Hal ini diungkap oleh Viv Anderson. Ia merupakan pemain kulit hitam pertama yang bermain di timnas Inggris pada 1978.
Anderson yang kini telah berusia 62 tahun mengungkap hal ini menanggapi hukuman denda sebesar 20 ribu euro (sekitar Rp 300 juta) yang dijatuhkan Asosiasi sepakbola Eropa (UEFA) kepada asosiasi sepakbola Montenegro atas kasus pelecehan rasial kepada para pemain timnas Inggris seperti Raheem Sterling dan Danny Rose pada kualifiasi Euro 2020, Maret lalu.
Anderson yang pefrnah memperkuat Nottingham Forest, Manchester United dan Arsenal, menyebut masalah pelecahan rasial ini tidak akan hilang selama tidak ada tindakan yang lebih tegas.
"Jika saja denda yang dijatuhkan lebih besar, pengurangan poin dilakukan serta tim yang terlibat terancam dikeluarkan dari kompetisi, maka asosiasi sepakbola baru akan merasakan dan sadar terhadap risikonya," kata Anderson.
"Dengan menjatuhkan denda hanya sebesar 20 ribu euro kepada Montenegro sama saja mengatakan tidak ada masalah dengan tindakan kalian, silakan dilanjutkan," lanjut Anderson. "Coba hukuman yang dijatuhkan berupa denda jutaan euro, skors mereka maka akan langsung terlihat akibatnya."
Anderson yang pernah memperkuat timnas Inggris dalam 30 pertandingan membandingkan dengan situasi di Inggris. "Saat seorang pelaku tindak kriminal dijatuhi hukuman 20 tahun karena menyerang sebuah klub, setelah itu tidak pernah terjadi hal serupa.
Anderson berharap para pemain yang menjadi sasaran pelecehan tidak putus asa. Ia berharap pemain seperti Sterling dan Rose setelah pensiun tetap di dunia sepakbola dan tidak melakukan apa yang diancam Rose untuk menjauhkan diri dari sepakbola.
"Jangan seperti Rose yang ingin meninggalkan sepakbola, "kata Anderson. "Kita membutuhkan banyak pemain seperti mereka yang bisa menjadi panutan soal ini."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.