Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berlusconi: Serie A Dipenuhi Pemain Asing yang Namanya Susah Disebut

Kompas.com - 15/02/2019, 17:57 WIB
Alsadad Rudi,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mantan pemilik AC Milan, Silvio Berlusconi, mengkritik tim-tim Serie A yang terkadang menurunkan 11 pemain asing sebagai starter.

Ia bahkan berujar Serie A kini dikuasai pemain asing yang namanya susah disebut.

Hal itu dilontarkan Berlusconi terkait keinginannya untuk memainkan semua pemain asli Italia di klubnya saat ini, Monza.

"Apakah saya merindukan Milan? Sedikit, tetapi sekarang saya memiliki Monza dan saya ingin menjadikan mereka tim model yang hanya diisi pemain berkebangsaan Italia yang muda, tanpa janggut, tato, atau anting-anting," ujar Berlusconi kepada Rete 4 dikutip dari Football Italia, Kamis (15/2/2019).

Baca juga: Skandal Seks Silvio Berlusconi Bakal Kembali Disidangkan

"Saya hanya ingin pemain yang jika mereka melakukan pelanggaran, mereka meminta maaf kepada lawan mereka, mendekati wasit dengan sikap terdidik, dan yang menulis tanda tangan dengan baik," ujarnya.

"Ini adalah reaksi terhadap tim-tim Serie A yang menurunkan 11 pemain asing dengan nama-nama yang tidak dapat disebut dan tidak pantas dicontoh," ucapnya.

Pernyataan Berlusconi sendiri dinilai agak berlebihan. Sebab, pria berusia 82 tahun itu disebut baru saja menyetujui penandatanganan Matheus Paqueta, saudara lelaki dari pemain tengah Milan, Lucas Paqueta, bulan lalu. Paqueta sendiri berkebangsaan Brasil.

Baca juga: Rencana Silvio Berlusconi Beli AC Milan Lagi

Berlusconi melepas kepemilikan Milan kepada perusahaan China, Yonghong Li, pada 2017. Namun, pada awal musim 2018-2019, ia kembali ke dunia sepak bola Italia setelah membeli klub Seri C, Monza.

"Sebagian masih mengatakan perusahaan saya punya uang di luar negeri. Uang itu telah kembali ke Italia melalui penjualan Milan," ujar mantan Perdana Menteri Italia itu.

“Perusahaan saya tidak pernah punya uang di luar negeri. Penjualan Milan benar-benar bersih. Hanya orang bodoh yang mengatakan sebaliknya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com