KOMPAS.com - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, menginginkan hukuman berat bagi para suporter yang berbuat rusuh dalam sebuah pertandingan. Dia pun sepakat bahwa hukuman yang pantas didapatkan suporter itu adalah larangan seumur hidup masuk ke dalam stadion.
Pria asal Bangkalan, Madura, itu berharap kepada PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1 2018 bisa menciptakan regulasi baru tersebut. Dengan demikian, aturan itu diterapkan secara maksimal sehingga akan membuat efek jera bagi para suporter.
Baca Juga: Timnas U-16 Indonesia Tumbang, Ini Tiga Wakil Asia di Piala Dunia U-17 2018
"Kalau perlu suporter nakal atau rusuh tidak boleh menonton bola ke stadion seumur hidup, jadi perlu diperlakukan upaya preventif untuk individu suporter yang merusak," kata Imam di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (1/10/2018).
"Kalau dari pihak kepolisian, kiranya bisa memberikan tindakan yang nyata dan tegas," ucap Imam menambahkan.
Imam juga berharap agar klub bisa memberikan edukasi dengan baik kepada suporternya. Dia pun ingin suporter dirawat dan dimaksimalkan dengan baik karena merupakan aset yang sangat berharga.
Imam lalu mengisahkan soal anaknya yang merupakan suporter Persebaya Surabaya. Anaknya tersebut sempat merasakan pukulan dari oknum pendukung Persija Jakarta di Stadion PTIK, Melawai, Jakarta Selatan, beberapa bulan lalu.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga prihatin dengan kekerasan yang terjadi di Bandung di mana pendukung Persija, Haringga Sirla, tewas karena dikeroyok oknum suporter Persib Bandung di luar Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Jawa Barat, Minggu (23/9/2018).
"Saya pernah juga menjadi orang yang kecewa ketika anak saya menjadi korban kekerasan suporter. Saya juga katakan kepada orang tua Haringga apakah ada kebencian, kata dia 'jangan lagi ada korban, cukup kami yang berduka, selebihnya jangan ada lagi'," kata Imam. (Mochamad Hary Prasetya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.