KOMPAS.com - Premier League menyatakan bahwa kompetisi sepak bola Inggris tidak akan terpengaruh dengan kemenangan kubu yang memilih keluar dari Uni Eropa.
Hasil referendum Eropa di Inggris sudah final. Total 51,9 persen pemilih menghendaki mereka keluar dari Uni Eropa (UE), sedangkan sisanya memilih bertahan.
Ada kekhawatiran Premier League tidak mendapatkan dukungan dari kubu Brexit – Inggris keluar dari UE. Sebab, Ketua Eksekutif Premier League Richard Scudamore sering mengumandangkan imbauan bertahan bersama UE.
Kekhawatiran tersebut coba diredam melalui pernyataan resmi Premier League.
"Jelas, kami akan terus bekerja dengan pemerintah dan badan lainnya apapun hasil dari proses ini," bunyi pernyataan mereka.
Pamor Premier League sebagai liga bertabur bintang juga terkena dampak negatif. Apabila Inggris keluar dari UE, para pemain asing membutuhkan izin kerja dengan syarat menumpuk, salah satunya jumlah penampilan bersama tim nasional.
Rumitnya aturan izin kerja untuk pemain asing bisa memangkas jumlah bintang di kasta teratas Inggris. Padahal, dicatat Transfermarkt, sebesar 65,2 persen pemain di Premier League berasal dari negara non-Inggris.
Premier League kembali menepis kemungkinan buruk tersebut.
"Premier League merupakan kompetisi yang sangat sukses dan memiliki daya tarik baik di domestik maupun global. Hal ini akan bertahan terlepas dari hasil referendum," demikian pernyataan itu.