Minim Jam Terbang, "Maung Ngora" Sulit Berkembang

BANDUNG, KOMPAS.com - Pemain lokal Persib Bandung belum menunjukkan tajinya. Persoalan minimnya jam terbang masih menjadi tantangan besar bagi para penggawa Maung Ngora.

Yandi Sofyan menjadi salah satu pemain muda berbakat yang hanya bisa menghangatkan bangku cadangan. Minimnya kesempatan bermain serta datangnya para pemain baru nan matang di lini depan membuat Yandi sulit bersaing.

Kendati begitu, Yandi mengaku tak gentar untuk bersaing bersama para seniornya seperti Tantan, Samsul Arif, dan Juan Carlos Belencoso.

"Kalau namanya persaingan di mana-mana pasti ada. Kalau saya melihat di setiap tim yang pernah saya bela persaingan lebih ke sisi positif karena di dalam tim itu pasti ada striker yang pengalamannya lebih dari saya. Jadi saya bisa belajar dari mereka," kata Yandi di Lapangan Football Plus Arena, Kamis (14/3/2016).

Yandi tak menampik besar keinginannya mendapat kepercayaan dari pelatih untuk membuktikan kapasitasnya. Namun, dia menyerahkan segalanya kepada pelatih.

"Siapa sih pemain yang gak mau main. Tapi kan pelatih di sini lebih tahu kemampuan saya seperti apa. Bagi saya main gak main yang penting bekerja keras dalam latihan, toh jika ada kesempatan jadinya tidak terlalu kaget," kata pemain jebolan timnas SAD itu.

Setali tiga uang, kondisi serupa juga dirasakan bomber muda Persib, Rudiyana. Rudiyana mengatakan, belum adanya kepercayaan pelatih dan minimnya kesempatan bermain menjadi risiko bagi pesepak bola.

"Itu risiko dari pemain. Pelatih masih lebih percaya yang lain daripada saya," ucapnya.

Namun, sambungnya, kondisi itu bisa menjadi pelecut semangat baginya untuk meningkatkan kemampuannya.

"Saya tetap bekerja keras untuk mendapatkan posisi tersebut. Pelatih tahu kebutuhan buat tim. Tapi itu juga bergantung pada saya juga untuk mendapatkan posisi itu. Saya terus belajar dan belajar lagi," ungkapnya.