Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepak Bola, Mainan Investasi Kalangan Superkaya Dunia

Kompas.com - 14/03/2016, 07:02 WIB
Hilda B Alexander

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — 
Saat mainan investasi dunia berubah, kalangan superkaya giat mencari cara baru untuk mengembangbiakkan kekayaan mereka. Salah sektor yang menjanjikan keuntungan menggiurkan adalah olahraga, terutama sepak bola.

Satu di antara orang tajir yang tercatat memainkan uangnya di ranah sepak bola adalah miliarder asal Rusia, Roman Abramovich. Dia memiliki klub asal Inggris, Chelsea, sejak tahun 2003.

Rekam jejak Abramovich kemudian diekori orang-orang berfulus tak berseri lainnya. Sebut saja Sheikh Mansour, pemilik Manchester City, dan Les Scadding, yang menjadi tuan Newport County AFC.

Tak hanya mereka, orang-orang tajir Asia yang enam tahun lalu masih belum melirik justru menunjukkan aksi dinamis dalam membeli klub sepak bola populer.

Tak tanggung-tanggung, mereka yang berani mempertaruhkan reputasinya punya aset dengan nilai lebih dari 30 juta dollar AS atau kerap disebut ultrahigh net worth individuals (UHNWI).

Menurut Laporan Kekayaan atau Wealth Report 2016 keluaran Knight Frank yang mengutip tinjauan tahunan keuangan sepak bola Deloitte, medio 2009-2010, investor kaya Asia memiliki 11 persen saham klub yang berlaga di kancah Premier League. 

Jumlah ini lebih besar ketimbang kepemilikan investor asal Eropa-Rusia yang tercatat sebanyak 6 persen. Di atas taipan Asia, ada investor Afrika-Timur Tengah, Amerika, dan Inggris Raya-Irlandia masing-masing 17 persen, 17 persen, dan 50 persen.

Untuk musim kompetisi 2015-2016, investor Asia masih berkontribusi kendati jumlahnya menyusut hanya 5 persen. Kepemilikan terbanyak masih dikuasai investor Inggris Raya-Irlandia, yakni 40 persen.

GETTY IMAGES Seorang suporter Manchester City memegang uang palsu bergambar Dr Sulaiman Al Fahim, tokoh utama dalam investasi pengusaha Uni Emirat Arab di klub itu. Sejak dimiliki Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, City menjadi klub yang diperhitungkan.

Berikutnya adalah investor Eropa-Rusia sebanyak 20 persen, Afrika-Timur Tengah 5 persen, dan Amerika 30 persen.

Dari komposisi ini terlihat bahwa investor di luar Inggris Raya-Irlandia mendominasi kepemilikan klub-klub Premier League sebanyak 60 persen. Tumbuh dari sebelumnya 45 persen pada kurun 2009-2010 dan hanya 20 persen pada 2004-2005.

Apa yang mereka cari dari sepak bola, mengingat tidak semua pencandu sepak bola mau membeli sebuah klulb?

Apakah mereka membelanjakan uangnya ini hanya sebagai simbol status? Bahkan, mereka mungkin tidak melihat bahwa dengan memiliki klub sepak bola bisa meningkatkan bisnisnya. Pasalnya, ada pundi-pundi yang bisa mereka keruk semaksimal mungkin.

Contohnya, pendapatan Liga Primer Inggris atau English Premier League (EPL) yang melonjak 29 persen pada tahun 2015 menjadi 3,3 miliar poundsterling. Sebelumnya, pendapatan mereka "cuma" 2,5 miliar poundsterling. 

Pada Februari 2015, Premier League juga mencetak rekor penjualan hak siar televisi senilai 5 miliar poundsterling atau 71 persen membengkak dari kesepakatan awal.

Pencapaian tersebut mendorong optimisme Premier League untuk menargetkan pendapatan lebih tinggi pada musim pertandingan 2016-2017.

Tahun ini, EPL memproyeksikan hadiah uang yang bisa diterima klub papan bawah saja sekitar 100 juta poundsterling atau naik dari tahun lalu senilai 62 juta poundsterling. 

PAUL ELLIS/AFP Suasana Anfield saat Liverpool menjamu Manchester United, Minggu (17/1/2016).

Sementara itu, klub di kasta teratas diproyeksikan bisa meraup hadiah uang sejumlah 156 juta poundsterling. Sebelumnya, mereka hanya menerima 97,5 juta poundsterling.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Internasional
Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Liga Indonesia
Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com