Eto'o, yang kembali ke London pada Senin (9/3/2015) malam untuk menerima penghargaan atas karyanya memerangi rasialisme, mengaku kecewa terhadap tindakan suporter Chelsea yang melecehkan pria kulit hitam di Stasiun Metro Richelieu-Drouot.
Insiden itu terjadi menjelang leg pertama babak 16 besar antara Chelsea dan Paris Saint-Germain (PSG). Saat menuju Stadion Parc des Princes dengan menggunakan kereta bawah tanah, beberapa suporter Chelsea mengusir penumpang berkulit hitam yang diketahui bernama Souleymane S, yang ingin memasuki kereta.
Sejauh ini, London Biru telah menghukum lima suporter yang terlibat dalam kejadian tersebut. Mereka pun terancam dihukum seumur hidup tidak boleh datang ke Stamford Bridge.
"Aku terkejut. Gambaran yang mengejutkan, tetapi kami tidak boleh mengatakan semua pendukung Chelsea sama karena mereka hanya kelompok kecil. Ya, mereka seharusnya dihukum, tetapi mereka juga harus juga diajari," jelas Eto'o.
"Kami harus terus berjuang untuk hukuman yang lebih keras sehingga apa yang terjadi di Paris dan apa yang terjadi sebelumnya tidak pernah terjadi," sambung bomber Sampdoria tersebut.
Eto'o juga pernah menjadi korban tindakan rasial. Saat membela Barcelona, Eto'o dilecehkan saat melawan Real Zaragoza pada 2006. Eto'o mengancam meninggalkan lapangan saat dia mendengar sejumlah ejekan suara monyet yang ditujukan kepadanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.