KOMPAS.com – Roberto Martinez, yang merupakan mantan pelatih Everton, resmi menjadi pelatih tim nasional Belgia, Rabu (3/8/2016). Dia menggantikan Marc Wilmots yang didepak setelah Belgia tersisih pada perempat final Piala Eropa 2016 lalu.
Meski tersisih setelah kalah 1-3 dari Wales di perempat final Piala Eropa 2016, Belgia masih menempati peringkat kedua dalam peringkat FIFA.
Namun, terkait hal itu, Martinez mempunyai analisis sendiri mengenai performa tim yang akan diasuhnya itu.
"Kami memiliki tujuan dan bakat. Namun, selain itu, mental juara pun dibutuhkan dan jangan terlalu banyak memberi beban di 'generasi emas' ini," kata Martinez.
Saat ini, tim Belgia memang sering disebut tengah memiliki "generasi emas". Di posisi kiper, terdapat nama Thibaut Courtois atau Simon Mignolet.
Belum lagi deretan pemain tenar lainnya, mulai dari Jan Vertonghen, Thomas Vermaelen, Marouane Fellaini, Mousa Dembele, Radja Nainggolan, Eden Hazard, Kevin De Bruyne, Romelu Lukaku, hingga Divock Origi.
Martinez dipecat oleh Everton pada bulan Mei. Di tim Belgia, pelatih asal Spanyol itu akan kembali bekerja sama dengan penyerang Romelu Lukaku, yang pernah menjadi anak asuhnya saat melatih di Everton.
Our new head coach: Roberto Martínez ! #welcomeRoberto #tousensemble pic.twitter.com/3JiQYAeYI1
— BelgianRedDevils (@BelRedDevils) 3 Agustus 2016
Dia pun ingin "mengubah" Lukaku menjadi striker kelas dunia. Di bawah asuhan Martinez, Lukaku berhasil mencetak 18 gol untuk The Toffees pada Premier League musim lalu.
Selain dengan Lukaku, Martinez pun akan "bereuni" dengan Kevin Mirallas, yang juga bermain untuk Everton.
"Saya pernah bekerja sama dengan pemain Belgia. Saya tertarik dengan sepak bola dan bakat pemain Belgia," kata Martinez.
"Kami akan selalu bermain untuk menguasai bola dan menjadi tim dengan permainan menyerang. Kami ingin bermain sepak bola dengan penampilan yang menarik dan memiliki tujuan untuk menang," ujarnya.
Roberto Martínez’s first press conference as our head coach ! #welcomeRoberto #tousensemble pic.twitter.com/14Nk2owefd
— BelgianRedDevils (@BelRedDevils) 4 Agustus 2016
"Kadang-kadang, ada terlalu banyak tekanan karena membawa harapan negara. Kita semua bertanggung jawab untuk itu," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.