KOMPAS.com — Jauh sebelum kemenangan sesungguhnya di atas lapangan dalam laga bertajuk perdelapan final Piala Eropa 2016 di Nice, Senin (27/6/2016), Islandia sudah memenangi pertarungan atas Inggris dari aspek yang mungkin tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Dalam penjualan jersey selama berlangsungnya kejuaraan sepak bola empat tahunan itu, kaus timnas Islandia terjual melebihi kaus Tim Tiga Singa. Hebatnya lagi, lonjakan permintaan kaus Islandia ini terjadi di rumah Inggris sendiri.
Menurut UKSoccershop, toko retail terbesar di Negeri Big Ben, penjualan jersey Islandia adalah yang tertinggi di antara para kontestan Piala Eropa 2016. Jika dipersentasekan, Islandia mampu menjual 15 persen dari keseluruhan kaus yang terjual.
“Setiap turnamen selalu memunculkan tim yang dicintai publik. Pada Piala Dunia 2014, tim itu adalah Kolombia, sedangkan pada Piala Dunia 2010, tim tersebut adalah Uruguay. Kali ini, Islandia tampak menjadi primadona bagi fans sepak bola,” ujar Simon Pretswell, pemilik UKSoccershop.
Secara jujur, Pretswell mengaku bahwa dirinya agak berjudi dengan menyiapkan lebih banyak jersey Islandia. Namun, ia merasa punya insting cukup kuat bahwa Gylfi Sigurdsson dkk akan melangkah jauh di Perancis.
“Kemenangan atas Austria menjadi semacam papan lontar dalam meningkatnya penjualan kaus Islandia dengan sangat pesat. Namun, saya cukup terkejut melihat penjualannya bisa melebihi kaus tim-tim favorit juara,” kata Pretswell lagi.
Tak hanya melampaui penjualan jersey Inggris dengan keunggulan 3 persen, jersey Islandia juga terbukti lebih laku ketimbang kaus timnas Jerman dan Perancis (10 persen), Kroasia (9 persen), Belgia, Polandia, dan Irlandia (7 persen), bahkan Spanyol dan Italia (6 persen).
Naik 1.800 persen
Uniknya, di area Skandinavia, wilayah yang selain Islandia juga meliputi negara favorit macam Swedia, Denmark, Norwegia, dan Finlandia, kaus Strakarnir Okkar, julukan Islandia, justru bukan yang terlaris.
Mengacu pada daftar penjualan di Unisport, toko retail olahraga raksasa Skandinavia, jersey Islandia hanya menempati urutan keenam dari peserta Piala Eropa 2016. Di toko yang berbasis di Denmark itu, kaus timnas Jerman masih menjadi yang tertinggi.
Kaus Der Panzer mampu terjual sedikit lebih banyak di atas tuan rumah Perancis, Spanyol, Italia, dan Inggris. Islandia sendiri berada di urutan keenam. Namun, dari jumlah permintaan, jersey Islandia mengalami kenaikan hingga 1.800 persen.
“Sebelum turnamen bergulir, kami sudah melakukan antisipasi lonjakan. Akan tetapi, kami sama sekali tak mengira bahwa kenaikannya bakal mencapai berkali-kali lipat. Kaus Islandia kini sudah menjadi semacam memorabilia yang wajib dimiliki,” kata Filip Domagala, Managing Director Unisport.
Rashford
Data yang dilansir oleh UKSoccershop dan Unisport ini hanya mencakup jersey polos timnas. Sementara itu, jika dikerucutkan pada jersey dengan bubuhan nama pemain berikut nomor punggungnya, kaus milik Marcus Rashford mengalami peningkatan yang paling signifikan.
Penjualannya di timnas Inggris memang belum mengalahkan Harry Kane yang memimpin dengan 30 persen, tetapi cukup untuk melengserkan kaus Jamie Vardy ke tangga ketiga dengan penjualan 20 persen. Kaus Rashford terjual 25 persen dari total kaus Three Lions.
Sebelum Roy Hodgson “menyempilkan” nama Rashford, awalnya Vardy yang memimpin dengan 35 persen, disusul Kane (30 persen). Namun, masuknya Rashford membuat fans Inggris yang semula menyukai Kane dan Vardy terbelah dua. (Sapto Haryo Rajasa)