Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wawancara Asep Dayat: Rivalitas Suporter Korbankan Kualitas Permainan

Kompas.com - 23/03/2015, 17:24 WIB
KOMPAS.com - Gerakannya masih lincah dan penuh tipu daya saat membongkar pertahanan lawan. Dialah Asep Dayat, mantan anggota tim Primavera yang ikut hadir memberikan klinik pelatihan di Bukit Tinggi beberapa waktu lalu. Saat turun dalam laga persahabatan melawan Jam Gadang FC (14/3), aksi Asep Dayat masih bisa memukau penonton dengan keahlian individu yang ia miliki. Selama di Bukit Tinggi, pria kelahiran 14 Juni 1975 yang kini bekerja di Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung itu bercerita kepada wartawan Harian BOLA, Weshley Hutagalung, tentang sejumlah isu, termasuk hubungan pendukung Persib dan Persija.

Masih aktif mengikuti perkembangan Persib?

Ya, tentu. Paling tidak saya selalu membaca beritanya di media massa.

Sebagai mantan pemain, Anda punya jawaban kenapa Persib selalu mendapat dukungan penonton?

Bagi masyarakat Jawa Barat, Persib seolah menjadi perwakilan mereka dan sudah menyatu dengan kehidupan sehari-hari. Tapi, jangan salah, saya pernah mengalami bagaimana suasana tak enak di stadion karena pendukung Persib nyaris tak berhenti mencemooh tim sendiri. Mereka begitu karena merasa Persib adalah bagian dari mereka.

Apa perbedaan Persib era Anda dan Persib saat ini?

Bila melihat komposisi pemain, jelas berbeda. Persib saat ini sangat terbuka bagi pemain di luar Jawa Barat. Saya melihat Persib saat ini dikelola dengan baik oleh manajemen yang profesional. Sepertinya, komando berada dalam satu pintu, tidak banyak pihak yang ikut campur mengurusi tim. Begitu pula tim pemasaran. Saya geleng-geleng kepala melihat sponsor yang berhasil didatangkan untuk mendukung Persib. Apalagi, manajemen juga berhasil membawa gelar juara LSI 2014.

Kenapa kini Persib sulit memiliki playmaker sekelas Yusuf Bachtiar, Adjat Sudradjat, hingga Yaris Riyadi?

Iya, situasi ini juga menjadi pertanyaan saya. Mungkin karena pemain muda yang dimiliki Persib kurang mendapat kesempatan untuk memperlihatkan kemampuannya. Tuntutan agar Persib menjadi klub yang terbaik membuat pelatih harus memiliki pemain yang kuat dalam mengendalikan tim. Pilihan mungkin terbatas, jadi pesepak bola luar didatangkan sehingga menutup peluang pemain muda yang dibina.

Pendapat Anda tentang situasi panas yang kerap terjadi antara pendukung Persib dan Persija?

Saya tidak mengerti kenapa permusuhan antara dua suporter ini terjadi. Padahal, sesama pemain sering tidak memperlihatkan konflik. Di era saya, pemain Persib dan Persija berteman walau di lapangan harus menjadi lawan demi meraih kemenangan. Pertarungan antarpemain tak boleh melebar ke luar lapangan karena hanya berdampak buruk bagi tim dan sepak bola Indonesia.

Pemain salah apa sehingga pertandingan harus dihentikan atau tak mendapat izin dari pihak keamanan?

Yang rugi sepak bola kita karena berita yang muncul di media massa adalah sisi negatif dari Liga Indonesia.

Sebesar apa dampak rivalitas kedua suporter bagi para pemain?

Besar. Saya masih ingat situasi ketika Persib datang ke markas Persija. Teror suporter itu merugikan kualitas permainan. Mana mungkin para pemain bisa mengeluarkan seluruh kemampuannya bila tidak merasakan kenyamanan selama berada di kota lawan. Bukan hanya soal menang atau kalah, penonton di stadion maupun yang menyaksikan lewat layar televisi jelas kecewa karena kualitas pertandingan jauh dari yang mereka harapkan. Sulit bagi pemain yang mendapatkan teror dan ancaman dari suporter tuan rumah untuk tampil sesuai kemampuan terbaik mereka. Para pemain seolah ingin segera mengakhiri pertandingan, tak lagi berpikir bagaimana tampil dengan baik untuk mencari kemenangan sekaligus menyajikan hiburan bermutu kepada penonton.

Artikel ini sudah tayang di Harian BOLA edisi Senin (23/3/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prediksi Skor Real Madrid vs Bayern Muenchen Semifinal Liga Champions

Prediksi Skor Real Madrid vs Bayern Muenchen Semifinal Liga Champions

Liga Champions
Sambut Final Liga Champions, Tekad Hummels Menang di Wembley

Sambut Final Liga Champions, Tekad Hummels Menang di Wembley

Liga Champions
Indonesia Vs Guinea: Ada Eks Barcelona, Banyak Jebolan Piala Afrika

Indonesia Vs Guinea: Ada Eks Barcelona, Banyak Jebolan Piala Afrika

Liga Indonesia
Hasil Liga Champions: Kesempatan Dortmund Tebus Kegagalan di Wembley

Hasil Liga Champions: Kesempatan Dortmund Tebus Kegagalan di Wembley

Liga Champions
Hasil PSG vs Dortmund 0-1 (agg. 0-2): Die Borussen Tembus Final Liga Champions

Hasil PSG vs Dortmund 0-1 (agg. 0-2): Die Borussen Tembus Final Liga Champions

Liga Champions
Link Live Streaming PSG Vs Dortmund, Kickoff 02.00 WIB

Link Live Streaming PSG Vs Dortmund, Kickoff 02.00 WIB

Liga Champions
DXI Community Camp, Rumah Komunitas Pencinta Olahraga Ekstrem Jalin Relasi

DXI Community Camp, Rumah Komunitas Pencinta Olahraga Ekstrem Jalin Relasi

Sports
Perjalanan Berliku Persija di Liga 1, Thomas Doll Ungkap Penyebabnya

Perjalanan Berliku Persija di Liga 1, Thomas Doll Ungkap Penyebabnya

Liga Indonesia
Eks Juventus Ingin Juara di Persib, Tak Sabar Tampil di Championship Series

Eks Juventus Ingin Juara di Persib, Tak Sabar Tampil di Championship Series

Liga Indonesia
Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Liga Indonesia
Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Timnas Indonesia
5 Momen 'Buzzer Beater' Historis di Playoff NBA

5 Momen "Buzzer Beater" Historis di Playoff NBA

Sports
Indonesia Vs Guinea, Saat Garuda Lebih 'Panas' dari Sang Gajah...

Indonesia Vs Guinea, Saat Garuda Lebih "Panas" dari Sang Gajah...

Timnas Indonesia
Piala Asia U17 Putri 2024: Claudia Scheunemann dkk Tingkatkan Kecepatan

Piala Asia U17 Putri 2024: Claudia Scheunemann dkk Tingkatkan Kecepatan

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com