Alasan pertama adalah karena kelompok pendukung atau suporter kedua tim masih memiliki dendam. Apalagi, skuad Persib pernah menjadi korban penyerangan oknum suporter Jak Mania di Jakarta tahun lalu.
Menurut Martinus, penyerangan tersebut selalu memicu kemarahan bobotoh sampai sekarang. "Saya harap dari manajemen Persib dan Persija ada komunikasi yang intens untuk menyelesaikan luka lama yang terus ada ini," kata Martinus di Bandung, Kamis (20/2/2014).
Alasan yang kedua, lanjut Martinus, berdasarkan hasil kajian Polda Jabar dari pertandingan Pelita Bandung Raya (PBR) melawan Persija pada tanggal 17 Februari 2014 lalu. Menurutnya, di dalam stadion pada saat pertandingan berlangsung, ada banyak bobotoh yang mencari-cari dan mengejar pendukung Persija yang saat itu datang ke Stadion Si Jalak Harupat.
"Parahnya pascapertandingan ada perusakan mobil dan ada 4 orang terluka dan pengejaran itu berlangsung terus sampai kami menangkap belasan orang untuk kami periksa," ucapnya.
Alasan ketiga adalah terkait pariwisata di Bandung dan Jawa Barat. Menurut Martinus, pertandingan Persib melawan Persija yang akan digelar di akhir pekan berpotensi mengganggu pelancong yang kebanyakan datang dari Jakarta.
Meski diakui tidak berhubungan langsung, berdasarkan pengalaman pertandingan sebelumnya selalu ada perusakan mobil berpelat B. Apalagi jika Persib kalah.
"Yang keempat, kami melihat setelah pertandingan banyak menyisakan persoalan-persoalan. Ada yang meninggal, korban luka berat dan ringan dan kerugian materil berupa perusakan," tuturnya.
"Kami ingin Bandung dan Jawa Barat kondusif, empat alasan ini yang membuat kami tidak merekomendasikan Persib-Persija bertanding di wilayah hukum Jawa Barat," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.