Bagi Ibra, Piala Dunia 2014 adalah kesempatan terakhirnya tampil di turnamen besar mengingat usianya yang telah menginjak 32 tahun. Sementara bagi Hamren, kegagalan menuju Brasil berarti akan mengakhiri masa kerjanya bersama timnas Swedia.
"Ini terjadi pada saya beberapa kali saat menjadi pelatih klub. Ketika Anda tahu bahwa jika kita kalah di pertandingan, tidak ada yang tersisa dari pekerjaan kita," kata Hamren seperti dilansir Reuters, Senin (18/11/2013).
"Tetapi, saya tidak memikirkan hal itu sedikit pun. Fokus saya adalah pada keberhasilan dan jika yang kita lakukan berhasil, kita tidak perlu membicarakannya (pemecatan)."
Meskipun mengakui ada tekanan yang besar terhadap Ibra, Hamren yakin pemainnya itu dapat mengatasinya.
"Dia (Ibra) berada di level ini selama bertahun-tahun dan bagi kami ini bukan Ronaldo kontra Ibra, melainkan ini Portugal kontra Swedia," tegasnya.
Hamren menegaskan bahwa Swedia akan tampil lebih menyerang dibandingkan saat leg pertama, Jumat (15/11/2013). Dalam pertandingan tersebut, Swedia kalah 0-1 lewat gol Cristiano Ronaldo.
"Kami harus mencetak gol, itu sudah pasti. Mereka (Portugal) bisa bermain hati-hati untuk mengamankan hasil. Mereka memiliki keuntungan dalam hal itu," ujar Hamren.
"Kami bertemu dengan tim yang sangat bagus dengan pemain internasional yang benar-benar hebat sehingga kami tidak bisa hanya bermain menyerang untuk mengejar ambisi mencetak gol tetapi kemudian mereka akan menghukum kami dengan cepat (lewat serangan balik)."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.